jpnn.com, JAKARTA - Isu bisnis tes PCR diduga kuat merupakan upaya untuk menggangu transformasi BUMN yang sedang digeber oleh Menteri Erick Thohir.
Namun, kabar miring tersebut sebenarnya berpotensi menimbulkan kerusakan yang jauh lebih parah dari sekadar terhambatnya perbaikan di BUMN.
BACA JUGA: Barikade 98 Puji Erick Thohir, Tanda-tanda Dukung Maju Pilpres 2024?
Sekjen Barikade 98 Arif Rahman menyebut isu bisnis tes PCR jelas merupakan fitnah keji yang tak berdasar. Menurut dia, sebenarnya sangat mudah untuk membuktikan bahwa Erick Thohir tidak seperti yang dituduhkan.
“Kalau dia niat bisnis dengan memanfaatkan posisi, tentunya tidak bisnis PCR apalagi melalui PT GIS yang kuotanya paling kecil. Dia kini mengelola ratusan BUMN dan anak perusahannya juga mengelola dana PEN. Kalau niat ngegarong, tentu banyak peluang,” ujar dia.
BACA JUGA: Erick Thohir Mendorong Startup Lokal, Pengamat Merespons, Simak
Arif sangat paham kenapa Erick jadi sasaran fitnah. Sebab, bersih-bersih yang dilakukan di BUMN membuat tidak sedikit orang kehilangan sumber dana gelap.
Erick juga melakukan bersih-bersih BUMN dengan membongkar direksi dan komisaris, serta menempatkan profesional. Ini jelas mengganggu gerombolan pengasong politik. Termasuk, juga komisaris titipan yang mulai menyerang Erick dengan fitnah.
BACA JUGA: Blak-blakan soal Geger Bisnis Tes PCR, Erick Thohir: Saya Tak Mungkin
“Saya menyayangkan ada komisaris dari relawan yang ikut arus memframing ET dengan isu PCR. Kabarnya sih mereka kecewa, karena menjadi komisari tak seindah mimpi mereka. ET menutup peluang komisaris bermain bisnis dan menekankan profesionalitas kerja,” kata aktivis '98 dari kampus Universitas Tarumanegara ini.
Arif menyebut upaya fitnah terhadap Erick ini terlalu lemah secara materi dan kasar. Bahkan, tidak ada satu pun pelapor yang bisa menunjukkan keterkaitan Erick dengan bisnis PCR selain hubungan tak langsung dengan Yayasan Adaro.
Namun, ujar dia, yang lebih mengkhawatirkan adalah isu tersebut dapat menggerus kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah, terutama terkait penanganan pandemi COVID-19. Apalagi, saat ini masa tanggap pencegahan gelombang ketiga.
Dia menegaskan akan melawan upaya ini. Sebab, arahnya sudah bukan penzaliman terhadap pribadi Erick saja.
“Disadari atau tidak, para pemfitnah ini telah menzalimi rakyat Indonesia. Bayangkan, jika menghadapi gelombang III Covid19 masyarakat tidak mau dengar pemerintah karena termakan isu fitnah ini,” tandas Arif. (dil/jpnn)
Jangan Lewatkan Video Terbaru:
Redaktur & Reporter : Adil