jpnn.com, JAKARTA - Muncul tren mengonsumsi madu beku sebagai cemilan dalam jumlah banyak setelah seorang pengguna media sosial Dave Ramirez mempopulerkan madu beku sebagai cemilannya.
Dave menyebut madu beku sesuatu yang menyegarkan.
BACA JUGA: 4 Manfaat Tak Terduga Biji Kelor untuk Kesehatan Tubuh, Yuk Dicoba
Video yang dibuatnya menarik 900 juta penonton di TikTok menjadikan Dave sebagai 'Frozen Honey King'.
Tak sedikit orang-orang secara global kemudian mencoba hal yang sama, mengonsumsi madu beku.
BACA JUGA: Presiden Terlihat Keren Mengenakan Pakaian Adat Suku Badui
Daniella Shaba misalnya, mencoba tren itu dan akhirnya menikmati bagaimana tekstur madu menjadi sangat kenyal dan berbeda dengan permen-permen yang dibuat mengingat dirinya seorang pembuat permen.
“Saya sangat suka ini, tentu ini berbeda dari permen-permen saya dan ada banyak sekali pilihan,” kata Daniella.
BACA JUGA: 6 Manfaat Sehat Susu Jahe yang Luar Biasa, Buruan Dicoba
Berkaca pada sifat madu yang bisa meningkatkan kadar gula darah lalu kemudian menurunkan kadar tersebut secara drastis, akhirnya ditemukan banyak keluhan dengan masalah perut.
Mulai dari sakit perut hingga diare pada orang-orang yang mencoba tren itu.
“Tren ini bisa dibilang setara dengan anda yang memakan permen dalam jumlah banyak di satu waktu."
"Tidak ada manfaatnya untuk kesehatan, tentunya ini juga mengganggu kadar gula di dalam tubuh dan akhirnya menyebabkan anda mudah lapar dan mengalami gangguan saluran pencernaan,” ujar pakar nutrisi di Chicaho Amanda Izquierdo dikutip dari Healthline.
Hal senada disampaikan Nutrisionis dari New York Sarah Rueven seperti dikutip dari New York Times.
Dia menilai tren tersebut membuat kandungan madu menjadi berbahaya bagi tubuh.
Hal tersebut karena para pelaku tren menggunakan madu dalam jumlah yang banyak dan melebihi batasan kebutuhan dan kewajaran yang bisa diterima tubuh manusia.
“Saat kamu mengonsumsi madu dalam periode yang panjang dan banyak, itu justru jadi tidak sehat, Itu bisa mengarah pada masalah berat badan hingga membahayakan kesehatan gigi,” ucapnya.
Anda sebenarnya bisa mencoba melakukan tren ini, namun madu yang digunakan hanya dalam jumlah yang sedikit atau yang bisa diterima dan sesuai kebutuhan tubuh.
Madu dan Efeknya
Masyarakat mengetahui madu merupakan bahan alami yang menjadi pemanis, memiliki segudang manfaat jika dikonsumsi dan dikelola dengan baik.
Mulai dari meningkatkan kesehatan jantung dan juga menjaga kadar antioksidan di dalam tubuh.
Namun, madu ketika digunakan berlebihan menjadi tidak efektif dan justru berbahaya bagi yang mengonsumsinya.
Sebab madu mengandung banyak gula dan juga kalori yang jika berlebih bisa berbahaya bagi tubuh.
Dalam panduan 'Diet sehat untuk Warga Amerika 2020- 2025', orang dewasa hanya dianjurkan mengonsumsi gula dengan persentase 10 persen dari seluruh kebutuhan kalori harian.
Ahli Nutrisi Amanda Izquierdo pun mencontohkan untuk orang yang memiliki kebutuhan kalori 2000 kalori perhari, maka ukuran madu yang boleh dikonsumsi hanya sebanyak 4 sendok makan.
“Sementara tren yang berlaku di media sosial, orang-orang itu mengonsumsi madu melebihi kebutuhan harian mereka,” katanya.
Pendiri dari Truism Fitness dan juga ahli nutrisi Jamie Hickey menyebutkan meningkatkan kadar gula darah secara cepat dapat menyebabkan tubuh manusia mengalami 'syok gula' atau sugar shock.
Nutrisionis Sarah Rueven menyebutkan saat tubuh mengalami syok karena meningkatnya kadar gula yang cepat, kondisi itu secara cepat juga bisa menurun dan menyebabkan tubuh anda tidak normal dan mulai memberi sinyal gangguan.
“Setelah proses metabolisme dalam tubuh memecah gula-gula itu kadar gula darah pasti turun, sehingga tidak heran tubuh menjadi lemas setelah kadar gulanya turun,” ucapnya.
Selain gemetar dan lemas, tubuh juga akan merasakan jantung yang berdebar dengan cepat, sakit kepala, rasa gelisah, hingga tidak bisa berkonsentrasi.
Dengan kondisi- kondisi itu tentu tren memakan madu beku dengan jumlah yang berlebih tidak dianjurkan apalagi bagi orang- orang yang memiliki penyakit bawaan diabetes.
Selain gangguan pada kondisi fisik dan kerja jantung, masalah lain yang ditimbulkan saat mengonsumsi madu lebih dari takaran yang seharusnya adalah masalah di pencernaan.
Madu dapat meningkatkan kadar asam di dalam lambung.
Selain itu, juga bakteri-bakteri di dalam usus yang berfungsi pada metabolisme pencernaan ikut terganggu.
Gangguan fisik yang berpotensi dialami antara lain mual, kembung, hingga diare.
“Kelebihan gula juga menyebabkan peradangan secara umum,” kata ahli nutrisi Amanda Izqueirdo.
Karena itu, sebaiknya tidak perlu mencoba tren ini karena menyebabkan lebih banyak keluhan dibandingkan keuntungan.
Meski demikian, jika benar-benar ingin memenuhi hasrat rasa penasaran, anda bisa mencobanya dengan jumlah madu yang dibekukan dibatasi sesuai konsumsi kebutuhan harian.(Antara/jpnn)
Redaktur & Reporter : Ken Girsang