jpnn.com, SURABAYA - Dua mahasiswi tunanetra asal Malang memiliki tekad besar untuk menjadi guru. Keduanya adalah Agnes Intan Arum Purnamasari dan Irene Pratiwi Kaman.
Meski memiliki keterbatasan tak bisa melihat, keduanya tak mengeluh selama belajar di Universitas PGRI Adi Buana, Surabaya.
BACA JUGA: Salut, Dua Tunanetra Lanjutkan Kuliah di PGRI
Sudah satu bulan keduanya menjadi mahasiswi Program Studi Pendidikan Khusus, UNIPA Surabaya.
Meski tak bisa melihat, keduanya tak minder berkuliah dengan mahasiswa normal lainnya.
Semangat dan tekad keduanya lantaran ingin mewujudkan cita-cita sebagai guru bagi anak-anak tunanetra.
Beruntung, tekad dan semangat Irene dan Agnes mendapat dukungan dari kampus, dengan mendatangkan dua profesor asal Jepang dan Inggris.
Keduanya adalah Prof Kieron Sheehy dari Open University Inggris dan Prof Hideo Nakata dari Tsukuba University, Jepang.
Kedua profesor ini memberikan kuliah umum tentang cara mendidik anak inklusi, yang benar.
Bagi Agnes, sebenarnya mudah mendidik anak inklusi.
"Asalkan sang guru sabar dan paham betul dengan kelebihan dan kekurangan sang anak," kata Agnes.
Sementara itu, Rektor Unipa, Djoko Adi Waluyo mengatakan, pihaknya mendatangkan profesor asal Jepang dan Inggris agar mereka paham cara mendidik anak inklusi yang baik dan benar. (pul/jpnn)
Redaktur & Reporter : Natalia