jpnn.com, JAKARTA - Presiden Joko Widodo menginginkan layanan perbankan memperluas jangkauannya hingga pelosok desa. Itu perlu dilakukan untuk menyaingi sejumlah negara di Asean, seperti Singapura dalam konteks inklusi keuangan.
"Saya ingin bandingkan, inklusi keuangan di negara lain. Di Asean saja, Singapura sampai 98 persen, kami masih di angka 70 persen, Malaysia 85 persen, Thailand 82 persen. Kita masih di bawah mereka sedikit," kata Jokowi saat membuka rapat terbatas di Kantor Presiden, Jakarta Pusat, Selasa (28/2).
BACA JUGA: Layani Perbankan Digital, IDI Gandeng Bank Sinarmas
Adapun indeks inklusi keuangan, menurut Jokowi, Indonesia mencapai 76,19 persen serta indeks literasi keuangan mencapai 38,03 persen pada 2019. Karenanya, mantan gubernur DKI Jakarta ini meminta kepada seluruh pemangku kepentingan agar akses keuangan terus diperluas hingga pelosok desa.
"Saya minta lembaga keuangan mikro dan bank wakaf mikro terus diperluas dan mampu menjangkau seluruh lapisan masyarakat yang tidak terjangkau oleh layanan perbankan," kata dia.
BACA JUGA: Menkominfo Johnny G Plate Bicara Ekonomi Digital di WEF 2020
Seiring berkembangnya zaman, kata Jokowi, layanan keuangan berbasis digital juga menjadi tren baru di tengah-tengah masyarakat. Jokowi mengacu data pengguna internet di Indonesia yang potensinya besar sekitar 170 juta orang. Akses keuangan, lanjutnya, tidak hanya memanfaatkan perbankan semata, tapi di dalamnya ada produk asuransi, pasar modal dan dana pensiun.
"Ini harus terus dikembangkan. Karena kami ingat, negara kita kepulauan sehingga perlu layanan keuangan digital berbasis internet," kata Jokowi. (tan/jpnn)
BACA JUGA: Terpidana Jadi Dirut Transjakarta, Prasetio Minta Anies Bertanggung Jawab
Redaktur & Reporter : Fathan Sinaga