Ingin Kembali ke UUD 45, Indikasi Rakyat Muak

Kamis, 10 Oktober 2013 – 23:46 WIB

jpnn.com - JAKARTA - Ketua Umum Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) periode 1993-1998, Sofjan Lubis mengatakan, sistem ketatanegaraan Indonesia yang diberlakukan saat ini banci.

"Tata negata kita ini banci, presidensil tidak, parlementer pun bukan," kata Sofjan Lubis dalam pertemuan Tim Kerja Sistem Ketatanegaraan Indonesia MPR dengan jajaran pengurus PWI, di gedung PWI, Jakarta, Kamis (10/10).

BACA JUGA: Amandemen Konstitusi Berdampak Negatif

Begitu juga konstitusi yang sudah empat kali diamandemen. Menurut Sofjan Lubis, Ini membuat rakyat muak dengan penyelenggara negara ini.

"Adanya suara-suara agar kita kembali ke UUD 45 sebelum amandemen, itu indikasi rakyat sudah muak dengan kondisi ini," tegasnya.

BACA JUGA: Banyak Celah Kecurangan Tes CPNS dengan LJK

Selain itu, Sofjan Lubis juga mempertanyakan MPR. "MPR apa sama dengan DPR atau lembaga negara lainnya. Dulu, ada lembaga tertinggi negara, yakni MPR. Sekarang serba tidak jelas," tegasnya.

Begitu juga asas musyawarah mufakat yang jelas-jelas tertuang dalam Pancasila. "Apakah musyawarah itu tidak demokrasi. Kok semuanya keputusan DPR itu harus voting. Apa mereka malas beradu logika dalam bentuk argumentasi yang sehat dan cerdas," tanya dia. (fas/jpnn)

BACA JUGA: Ketua dan Anggota DPRD Seluma Terancam 20 Tahun Bui

BACA ARTIKEL LAINNYA... KPK Blokir Rekening Akil


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler