jpnn.com - JAKARTA – Meski sudah pensiun, mantan Panglima TNI Moeldoko tetap menunjukkan kepeduliannya terhadap berbagai hal di tanah air. Setelah getol membantu para petani dan mendukung terciptanya inovasi, Moeldoko juga bertekad mengembalikan kedigdayaan sepak bola Indonesia.
Pria asal Kediri, Jatim itu memulai langkah besarnya dengan maju dalam bursa pemilihan Ketum PSSI. Moeldoko sudah mendatangi Gedung Papabri untuk melengkapi persyaratan calon Ketum PSSI, Senin (5/9).
BACA JUGA: Lima Nama Resmi Nyalon Ketum PSSI
“Sepak bola sudah sangat-sangat lama dan berkepanjangan mengalami masa-masa sulit. Saatnya sepak bola kembali ke kedigdayaan sepak bola itu sendiri. Sepak bola di jalurnya, sepak bola berjuang menuju prestasi,” ujar Moeldoko.
Meski waktunya banyak dihabiskan mengamankan negara ketika masih menjadi Panglima TNI, Moeldoko ternyata juga terus memerhatikan perkembangan sepak bola Indonesia.
BACA JUGA: Boaz Dipercaya jadi Kapten Timnas
Termasuk minimnya prestasi sepak bola Indonesia di level internasional. Sebagai pecinta sepak bola, Moeldoko mengaku prihatin karena sepak bola Indonesia selalu kesulitan mendapat gelar internasional.
Di level SEA Games, terakhir kali Indonesia berjaya ialah pada edisi 1991 silam. Sebagai bangsa yang besar, Indonesia seharusnya bisa berprestasi. Syaratnya, pengelolaan sepak bola Indonesia dilakukan dengan baik.
BACA JUGA: Kurus Akhirnya Resmi Mendaftar Pemilihan Ketum PSSI
“Kedigdayaan sepak bola harus hidup lagi agar sepak bola prestasi kembali muncul di dunia sepak bola kita. Sepak bola kita sudah lama sangat melelahkan,” kata lulusan terbaik penerima Adhi Makayasa 1981 itu.
Moeldoko mengucapkan terima kasih pada voters yang memberikan dukungan. Menurutnya, dia dan para voters memiliki visi dan tujuan yang sama demi mengantarkan sepak bola Indonesia berprestasi.
Sebagai orang yang punya sikap kenegarawanan tinggi, Moeldoko tak terima jika sepak bola Indonesia rusak. Sebab, bagi Moeldoko, sepak bola bukan hanya tontonan tetapi juga tuntunan.
“Sepakbola adalah school of light. Maksudnya adalah ada nilai di dalamnya yakni fair play dan respect. Bila itu dijalankan maka money politic tidak ada. Kami harapkan money politic harus dijauhkan,” imbuhnya.
Moeldoko sebenarnya bisa saja maju dalam bursa pemilihan Ketum PSSI beberapa tahun lalu. Sebab, dia sudah diminta Istana untuk mengurus PSSI. Namun, dia memilih tak maju karena ingin fokus menjalankan amanah sebagai Panglima TNI.
“Saya memang sempat ditawari menjadi Ketua Umum PSSI saat masih Panglima TNI. Saat itu saya tolak krena memang saya masih aktif, dan saya tidak mau terpecah. Namun kalau kini sudah fokus, dan saya siap fokus mengangkat sepak bola dari keterpurukan,” imbuhnya.
“Pada saat saya jadi Panglima TNI, saya diminta presisen untuk urus PSSI tapi saya tolak karena tugas panglima masih banyak dan tanggung jawab besar. Saya tidak ingin dalam tugas terpengaruhi dengan hal yang lain sehingga tugas saya di TNI terganggu,” imbuhnya.
Lantas, bagaimana dengan syarat pencalonan, termasuk kewajiban mengurus sepak bola minimal lima tahun? Moeldoko ternyata sudah memiliki syarat tersebut. Ketika masih di TNI, Moeldoko sering mengurus klub di daerah-daerah.
“Soal syarat lima tahun, ketika TNI bertugas sebagian besar diminta oleh klub di berbagai daerah, jadi ototmatis seperti itu. Apalagi saya melalang buana bertugas di daerah-daerah,” katanya.
Terkait strategi memperbaiki tatanan sepak bola Indonesia, Moeldoko juga sudah memilikinya. Salah satu yang ditekankan pria yang membangun Masjid Moeldoko itu adalah sinergi antarelemen.
“Saya ingin menyampaikan bahwa yang jauh lebih penting adalah membangun kebersamaan yang baik. Tidak ada kelompok ini itu sehingga memperlambat jalannya PSSI. Yang ada kita bersama demi prestasi gemilang dan mudah-mudahan kehadiran kami bisa memberikan itu,” ujarnya.
Majunya Moeldoko membuat bursa akan diikuti dua sosok dari kalangan militer. Sebelumnya, Pangkostrad Edy Rahmayadi juga sudah siap bersaing dalam bursa pemilihan nanti.
Lalu, bagaimana sikap Moeldoko terkait majunya Edy? Moeldoko menunjukkan sisi kenegarawanannya. Dia mengaku tak masalah asalkan untuk mengangkat performa si kulit bundar.
“Yang ada semangat kita ingin keprihatinan masyarakat Indonesia atas kondisi PSSI saat ini. Saya ingin melihat pssi Punya prestasi gemilang di depan tak ada alasan lain apalagi menjawab tantangan Pak Edy. Saya merasa berdosa bila sisa waktu saya tak saya curahkan untuk PSSI dan memajukan sepak bola Indonesia,” kata Moeldoko. (jos/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Mbak Puan Ingin Atlet PON 2016 Catat Rekor Nasional dan Internasional
Redaktur : Tim Redaksi