Ingin Masa Tunggu Haji di Bawah 10 Tahun, Bamsoet Usulkan Ini Saat Bertemu Dubes Saudi

Kamis, 02 Maret 2023 – 13:42 WIB
Ketua MPR Bambang Soesatyo didampingi Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid dan Fadel Muhammad menerima Duta Besar Kerajaan Arab Saudi untuk Indonesia YM Faisal Abdullah H Amodi, Rabu (1/3). Foto: Dokumentasi Humas MPR RI

jpnn.com, JAKARTA - Ketua MPR Bambang Soesatyo alias Bamsoet meminta kesediaan Kerajaan Arab Saudi agar kembali memberikan tambahan kuota haji bagi Indonesia.

Permintaan tersebut disampaikan Bamsoet saat menerima kunjungan kehormatan Duta Besar Kerajaan Arab Saudi untuk Indonesia YM Faisal Abdullah H Amodi di Ruang Kerja Ketua MPR, Jakarta, Rabu (1/3).

BACA JUGA: Kuota Haji 2023 Mencapai 221.000, Yandri Susanto Mengapresiasi Kerja Keras Kemenag

Kepada Dubes Faisal Abdullah, Bamsoet menyampaikan apresiasi terhadap langkah Kerajaan Arab Saudi yang selama ini senantiasa memberikan perhatian besar terhadap Indonesia.

"Terbukti pada tahun ini, kuota haji Indonesia mencapai 221 ribu orang, terbesar di dunia. Namun jumlah tersebut masih belum bisa mengakomodir tingginya minat haji dari Indonesia," kata Bamsoet.

BACA JUGA: Usulan Pemerintah Ditolak DPR RI, Sebegini Biaya Haji 2023

Menurut Bamsoet, dengan penambahan kuota haji diharapkan dapat memangkas masa tunggu keberangkatan haji Indonesia dari yang saat ini rata-rata 20-30 tahun agar bisa menjadi di bawah 10 tahun.

Ketua ke-20 DPR dalam kesempatan itu juga mendorong agar pembangunan Indonesian House di Mekkah, Arab Saudi yang digagas di era Presiden Jokowi sebagai komplek apartemen tau tempat tinggal jemaah haji atau jamaah umrah bisa segera terealisasi.

Lahan yang diberikan Arab Saudi untuk pembangunan Indonesian House, berupa hak sewa 99 tahun.

Namun, lanjut Bamsoet mengungkapkan, terdapat peraturan dari Arab Saudi yang memberikan kewenangan pemerintah atau Royal Commission for Makkah and Holy Sites/RCMC untuk dapat mengambil lahan tersebut sewaktu-waktu.

Karena itu, hal tersebut belum dapat menjamin kepastian bahwa dalam kurun waktu 99 tahun lahan tersebut digunakan Indonesia.

"Kita perlu duduk bersama untuk mencari jalan keluar atas hal ini," tegas Bamsoet.

Selain kerja sama di bidang haji, Indonesia dan Arab Saudi juga memiliki banyak peluang untuk meningkatkan kerjasama di sektor ekonomi dan perdagangan.

Menurut Bamsoet, mengingat potensi perdagangan Indonesia-Arab Saudi sangat besar perlu didorong agar terus meningkat.

"Salah satunya dengan mempermudah akses masuk produk-produk Indonesia ke Arab Saudi, terutama produk halal," sebutnya.

Dia menyampaikan beberapa perusahaan Indonesia telah mendaftarkan produk mereka ke Saudi Food and Drugs Authority (SFDA).

Namun hingga sekarang SFDA belum memberikan persetujuan.

"Karena itu, melalui Duta Besar Arab Saudi untuk Indonesia, kami berharap persetujuan SFDA dapat segera diterbitkan, khususnya untuk produk perikanan yang dibutuhkan jemaah haji Indonesia," ujar Bamsoet.

Weketum Pemuda Pancasila itu mengatakan Indonesia juga memiliki banyak kesempatan bagi Arab Saudi untuk berinvestasi di berbagai sektor.

Salah satunya dalam proyek pembangunan di Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara, khususnya di sektor infrastruktur, fasilitas publik, dan energi terbarukan sehingga bisa semakin meningkatkan investasi Arab Saudi di Indonesia yang pada tahun lalu berjumlah sekitar USD 1,7 juta.

"Kami juga mendorong penguatan kolaborasi antara Public Investment Fund Saudi dengan Indonesia Investment Authority," imbuh Bamsoet.

Selain itu, lanjut Bamsoet, pihaknya juga memastikan realisasi proyek pembangkit listrik tenaga surya di Saguling dan Singkarak.

"Proyek senilai 104,95 juta dolar ini merupakan tindak lanjut MoU antara PLN dengan ACWA Power tahun lalu," pungkas Bamsoet.

Dalam pertemuan dengan Dubes Faisal Abdullah turut hadir, yakni Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid dan Fadel Muhammad, serta konselor Kedutaan Besar Kerajaan Arab Saudi untuk Indonesia HE Mr Abdullah Yahya Alhamrani. (mrk/jpnn)


Redaktur : Sutresno Wahyudi
Reporter : Sutresno Wahyudi, Sutresno Wahyudi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler