Ingin Melestarikan Tradisi Emas Olimpiade

Minggu, 01 April 2012 – 10:31 WIB

INDONESIA selalu berhasil meraih medali emas di ajang Olimpiade sejak Olimpiade Barcelona 1992. Kini harapan meletarikan tradisi itu ada di tangan pasangan Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir yang 11 Maret lalu berhasil meraih gelar juara All England.   

Penantian panjang gelar juara di turnamen bulu tangkis tertua dunia, All England, berakhir setelah 11 Maret lalu duet Tontowi Ahmad/Liliyana Nasir berhasil menjadi juara. Ini adalah kali pertama pemain Indonesia berhasil menjadi yang terbaik dalam Sembilan tahun terakhir. Kali terakhir pebulutangkis Indonesia yang menjadi juara di turnamen yang digelar mulai 1898 itu adalah ganda putra Sigit Budiarto/Candra Wijaya yang menjadi juara pada 2003. Saat itu mereka  mengalahkan duet Korea Selatan Lee Dong-soo/Yoo Yong-sung dengan skor 15-5 dan 15-7.
     
Khusus di sektor ganda campuran, gelar ini mengakhiri dahaga selama selama 33 tahun terakhir. Gelar sebelumnya dipersembahkan legenda bulutangkis tanah air  Christian Hadinata/Imelda Wiguna. Itu sudah terjadi pada 1979 silam!.
     
Keberhasilan pasangan Tontowi/Liliyana ini menumbuhkan harapan besar bagi Indonesia untuk bisa meneruskan tradisi meraih medali emas di Olimpiade London pada 27 Juli sampai 12 Agustus 2012.  
      
"Olimpiade adalah prestasi paling penting yang ingin kami raih," ujar Butet, sapaan Liliyana Natsir saat ditemui di Hotel Indonesia Kempinski Jakarta beberapa hari lalu. "Kami percaya diri setelah menjadi juara All England. Tapi kami tidak boleh lengah," sambungnya.
       
Butet menyadari paska meraih gelar All England calon-calon lawan di Olimpiade nanti pasti makin serius mempelajari gaya permainan dirinya dari Owi, sapaan akrab Tontowi Ahmad. "Karena itu kami tidak akan bersantai-santai. Kami akan lebih serius lagi dalam bersiap," bebernya.
     
Tontowi menyatakan hal senada. Dia mengaku optimistis bisa menjaga tradisi meraih medali emas Olimpiade. "Sampai saat ini kadang saya masih belum percaya kami telah menjuarai All England. Itu prestasi luar biasa bagi saya pribadi. Keberhasilan itu makin membuat saya semangat untuk menjadi yang terbaik di Olimpide nanti. Setiap atlet pasti ingin menorehkan prestasi di Olimpiade. Kami pasti akan sangat bangga jika berhasil menjadi yang terbaik dan mengumandangkan lagi Indonesia Raya seperti para pebulutangkis pendahulu kami," kata Owi.  
    
Tontowi Ahmad lahir di Banyumas pada 18 Juli 1987. Sebelum "berkarir" di nomor ganda campuran Owi pernah bermain di ganda campuran. Pada berpasangan dengan Muhammad Rijal pemain yang sklillnya makin mengilap saat bergabung PB Djarum itu sempat melaju ke babak perempat final Yonex German Open 2008.
  
Sementara itu yang Lilyana Natsir yang lahir di Manado, Sulawesi Utara, 9 September 1985 bakatnya dipoles Klub Tangkas Alfamart Jakarta. Butet adalah pemain sarat pengalaman. Antara lain dia pernah berlaga dalam perebutan Piala Uber (2004, 2008 dan 2010), Piala Sudirman (2003 , 2005, 2007, 2009 dan 2011), serta merebut medali perak Olimpiade Beijing 2008 nomor ganda campuran bersama Nova Widianto.
     
Lilyana merupakan anak bungsu dari pasangan Beno Natsir dan Olly Maramis. Dia memiliki seorang kakak perempuan yang bernama Calista Natsir. Sejak duduk di sekolah dasar, Lilyana sudah bergabung dengan klub bulu tangkis Pisok, Menado.  Pada tahun 1997, Lilyana yang berusia 12 tahun diterima masuk di PB Tangkas, Jakarta.
       
Gelar juara All England adalah titel premier pertama bagi Tontowi / Liliyana. Sebelumnya pasangan ini pernah menjuarai dua gelar superseries di India dan Singapura, serta dua gelar grand prix gold di Malaysia dan Macau. Tontowi/Liliyana juga merupakan peraih medali emas SEA Games 2011.
    
Butet sudah tiga kali mencicipi babak final kejuaraan All England yang merupakan salah satu turnamen tertua ini. Pada tahun 2008, Liliyana yang berpasangan dengan Nova Widianto ditaklukkan pasangan China, Zheng Bo/Gao Ling lewat permainan tiga gim, 21-18, 14-21, 9-21. Pasangan nomor satu dunia Zhang Nan/Zhao Yunlei yang juga berasal dari China kembali memupuskan harapan Nova/Liliyana untuk menjadi juara All England pada tahun 2010. Nova/Liliyana harus mengakui keunggulan lawannya dengan skor tipis, 18-21, 25-23, 18-21. (ali)
"
BACA ARTIKEL LAINNYA... Madrid Libas Osasuna


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler