jpnn.com - Hari raya Lebaran akan tiba, pastinya banyak hal yang ingin dibeli atau diganti baru. Bahkan, beberapa orang cenderung suka memborong di bulan Ramadan. Padahal, belanja menjelang Lebaran seperti itu merupakan kebiasaan yang tidak diperlukan, lho. Akan tetapi, mengapa tetap dilakukan, ya?
Mengapa ada orang suka memborong barang atau makanan saat akan lebaran?
BACA JUGA: Pak Jokowi Ucapkan Selamat Idulfitri, Mohon Maaf Lebaran dalam Kondisi Berat Ini
Kebiasaan untuk membeli sesuatu yang baru dalam jumlah yang banyak saat Lebaran sering dilakukan banyak orang. Hal ini tidak bisa lepas memang merupakan tradisi turun-temurun sejak lama.
Namun, segala sesuatu yang berlebihan memang tidak baik. Kebiasan membeli barang secara kalap harus segara dipikirkan ulang pada saat Lebaran, apalagi pada saat pandemi virus corona seperti sekarang ini.
BACA JUGA: Demi Baju Baru, Dua Pemuda Ini Nekat Curi Sepeda Motor
Ada banyak faktor mengapa orang suka memborong baju atau kue menjelang Lebaran. Menurut psikolog Ikhsan Bella Persada, M.Psi, berikut daftarnya:
1. Sukacita Menyambut Hari Raya
Hari raya Lebaran pastinya disambut sukacita oleh semua umat muslim. Ternyata dorongan ini bisa membuat Anda memborong kue atau baju Lebaran.
BACA JUGA: dr Tirta: Enjoy Bosku, Rekor Sehari Tambah 900, Kasih Selamat Buat Teman Kalian yang Mudik
"Bisa jadi, karena sukacita dari orang tersebut menanggapi lebaran, jadi mereka ingin punya makanan banyak dan beli baju pada saat ada tamu ada suasana baru. Tapi, di balik itu, umumnya memang ada perilaku konsumtif karena sebenarnya masih ada barang tahun lalu," ujar Ikhsan.
2. Faktor Tren Terbaru
Banyak produsen mengeluarkan seri atau model barang terbaru menjelang Ramadan. Bagi yang tidak ‘kuat iman’, pastinya ingin selalu tampil up to date dengan membeli keluaran terbaru.
"Ada kecenderungan. Ketika ada produk baru, kita akan membeli yang baru. Pada dasarnya, beli ini dan itu pada saat lebaran bisa jadi untuk mengikuti perkembangan atau tren terbaru. Selain itu, mungkin beberapa orang merasa punya kekuatan finansial untuk membelinya," jela Ikhsan.
3. Faktor Iklan
Kemudian, orang bisa memborong makanan dan baju lebaran dipengaruhi oleh iklan selama bulan Ramadan, baik pakaian atau makanan.
"Banyak orang yang melihat iklan tersebut jadi merasa sudah mau lebaran, berarti harus beli baju baru dan makanan. Faktor iklan itu memengaruhi orang beli makanan atau baju," ungkap Ikhsan.
4. Persaingan Tetangga
"Bisa jadi, individu ini merasa ada persaingan dengan orang lain, misalnya tetangga. Melihat tetangga beli baju baru, jadi ikutan beli. Akhirnya timbul beli pakaian baru tidak mau kalah," kata Ikhsan.
Akhirnya, kebiasaan-kebiasaan seperti lebaran beli pakaian baru dan makanan, itu jadi kebiasaan turun temurun. Sudah jadi budaya.
Tradisi borong baju dan kue pada saat lebaran memang satu sisi tidak bisa disalahkan. Akan tetapi, dalam kondisi seperti ini sebaiknya berpikir apa yang menjadi kebutuhan.(OVI/AYU/klikdokter)
Redaktur & Reporter : Yessy