jpnn.com - Obesitas bukan hanya masalah penampilan. Benar bahwa berat badan berlebih dapat menyebabkan tidak kurang enak dilihat dan tidak percaya diri. Namun, lebih dalam dari itu, berbagai penyakit serius akibat obesitas siap mengintai.
Kapan disebut obesitas?
BACA JUGA: Berita Duka: Bocah Obesitas di Karawang Meninggal Dunia
Obesitas adalah suatu kondisi medis yang terjadi ketika seseorang membawa kelebihan berat badan atau lemak tubuh yang sudah mengganggu kesehatan. Dokter biasanya akan mendiagnosis seseorang memiliki obesitas jika memiliki indeks massa tubuh (BMI) yang tinggi.
BMI adalah alat yang digunakan dokter untuk menilai apakah seseorang memiliki berat badan yang sesuai untuk usia, jenis kelamin, dan tinggi badan mereka. Pengukuran ini menggabungkan tinggi dan berat.
BACA JUGA: Konsumsi Minuman Manis Saat Hamil Sebabkan Obesitas pada Bayi?
Angka BMI yang berada di antara 25-29,9 menunjukkan seseorang alami kelebihan berat badan. Sementara angka BMI 30 atau lebih menunjukkan bahwa seseorang telah mengalami obesitas.
Faktor-faktor lain, seperti rasio ukuran pinggang dan pinggul, rasio pinggang terhadap tinggi, serta jumlah dan distribusi lemak dalam tubuh juga dapat dijadikan pertimbangan.
Dulu, masalah obesitas dianggap sebagai masalah negara-negara berpenghasilan tinggi. Akan tetapi, belakangan, angka kelebihan berat badan dan obesitas juga meningkat di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah. Tak ayal, kondisi ini meningkatkan risiko penyakit akibat obesitas.
Penyakit akibat obesitas
Sudah bukan rahasia lagi kalau kegemukan dan obesitas bisa memicu timbulnya sejumlah gangguan kesehatan serius. Apa saja penyakit-penyakit tersebut?
1. Penyakit diabetes
Diabetes tipe 2 dapat mengurangi kemampuan tubuh mengontrol gula darah. Peningkatan gula darah merupakan faktor risiko mayor terjadinya kematian dini, penyakit jantung, stroke, dan kebutaan.
Orang dengan obesitas memiliki risiko dua kali lebih besar mengalami diabetes melitus tipe 2 dibandingkan orang normal. Sebaliknya, menurunkan berat badan dan berolahraga dapat menurunkan risiko mengalami obesitas.
2. Jantung dan stroke
Penyakit jantung dan stroke merupakan penyebab utama kematian dan kecacatan di dunia. Orang dengan obesitas akan berisiko mengalami peningkatan tekanan darah yang merupakan salah satu faktor risiko mayor terjadinya penyakit jantung dan stroke.
Kadar kolesterol darah yang tinggi pada penderita obesitas juga merupakan penyebab terjadinya plak pada pembuluh darah. Ini adalah ‘bibit-bibit’ terjadinya serangan stroke dan penyakit jantung koroner di kemudian hari.
Mengurangi berat badan minimal 10 persen pada orang dengan obesitas terbukti dapat menurunkan kemungkinan Anda mengalami penyakit jantung atau stroke. Akan lebih baik lagi kalau Anda bisa mencapai berat badan ideal.
3. Kanker
Beberapa jenis kanker dihubungkan dengan obesitas. Pada wanita, beberapa jenis kanker yang berkorelasi dengan obesitas adalah kanker rahim dan leher rahim, kandung empedu, indung telur, payudara, dan kanker usus.
Sementara itu pada pria dengan obesitas, risiko beberapa jenis kanker juga meningkat, seperti kanker usus dan kanker prostat.
4. Gangguan pernapasan
Orang dengan obesitas berisiko lebih tinggi untuk mengalami asma dibandingkan orang yang tidak mengalami obesitas. Selain itu, penumpukan lemak di sekitar leher pada orang dengan obesitas dapat meningkatkan risiko terjadinya sumbatan jalan napas saat tidur.
Hal ini ditandai dengan mengorok. Mendengkur atau mengorok akan menyebabkan rasa ngantuk pada siang hari dan dapat meningkatkan risiko gagal jantung.
5. Penyakit kandung empedu
Penyakit kandung empedu lebih sering terjadi jika Anda mengalami obesitas. Risiko Anda mengalami penyakit empedu seperti peradangan kandung empedu dan pembentukan batu empedu hingga kanker empedu meningkat seiring dengan peningkatan berat badan Anda.
Namun demikian, penurunan berat badan yang terlalu drastis dan cepat juga dapat meningkatkan kemungkinan Anda mengalami pembentukan batu empedu dibandingkan penurunan berat badan secara perlahan dan bertahap.
6. Osteoatritis dan gout
Osteoatritis merupakan peradangan sendi yang dapat terjadi pada penderita obesitas. Penyebabnya, terjadi penekanan pada sendi-sendi penopang tubuh oleh berat badan yang berlebih dalam jangka waktu yang lama.
Beberapa sendi yang rentan mengalami osteoartritis pada penderita obesitas adalah sendi lutut, pinggang, dan punggung bagian bawah.
Selain itu, penderita obesitas juga memiliki risiko yang lebih tinggi untuk mengalami peningkatan kadar asam urat darah. Kadar asam urat yang berlebih dapat membentuk kristal yang akan mengendap pada sendi dan menyebabkan penyakit gout.
Obesitas bukanlah kondisi yang bisa dianggap sepele. Semakin lama dibiarkan, risiko penyakit kronis akibat obesitas akan semakin tinggi. Untuk itu, jalani pola hidup sehat dan aktif. Konsumsilah makanan alami yang sehat, serta perbanyak sayuran dan buah. Agar lebih maksimal, imbangi dengan olahraga setidaknya 30 menit setiap hari secara teratur.(HNS/RH/klikdodkter)
Redaktur & Reporter : Yessy