Ini Aksi Kelompok Pengecut!

Kamis, 12 Januari 2012 – 07:56 WIB

ACEH - Aksi penembakan terus marak di seantero wilayah serambi Mekah dan terakhir terjadi di rumah anggota DPRK Aceh Utara (Acut) Misbahul Munir ST. Calon Bupati Acut itu mengecam keras tindakan tersebut.

Saat ditemui Metro Aceh (Grup JPNN), Rabu (11/1) siang di rumahnya, Misbahul mengaku geram atas aksi pengecut kelompok OTK.  "Mereka itu pengecut dan penjilat. Selama ini mencari keuntungan pribadi, dengan mengatasnamakan kelompok dan jamaah," ucap Misbahul dengan nada geram. 

Melihat kondisi rumahnya, korban menyebutkan pelaku adalah orang yang dibayar. “Penembak bukan orang yang terlatih dan masih amatiran. Saya tak pernah mendapat ancaman sebelumnya, apalagi hubungan dengan KPA dan semua pihak baik-baik saja. Bahkan keluarga kami sekarang tetap memilih tinggal di sini, meski sudah mendapat teror penembakan. Saya rasa peristiwa kemarin anya untuk menzhalimi," beber anggota DPRK Aceh Utara tersebut.

Sementara itu saat disinggung soal pelaku penembakan, Misbahul berujar bahwa kelompok bayaran kemarin sengaja diutus. "Saya akan cari sendiri siapa pelakunya, untuk mempertanggung jawabkan perbuatan mereka. Dari tehnik melakukan teror, jelas mereka tidak terlatih. Untuk itu saya dapat menduga siapa yang bermain dan telah melakukan penembakan,” sebut Bahul.

Dari barang bukti selonsong, Bahul juga memperkirakan bahwa itu amunisi yang sudah lama tersimpan.  “Saya akan menyelesaikan aksi ini dengan cara jantan.  Kami telah dapat menduga kelompok pelaku yang meneror keluarga saya.  Untuk itu, saya dan keluarga tidak akan pindah rumah pascapenembakan ini,” tegasnya.

Ditanya apakah ada hubungan penembakan tersebut, dengan pencalonan dirinya sebagai calon bupati Aceh Utara, dengan lantang dia mengatakan bahwa dugaan kuat memang ke arah sana. Hal ini dilakukan oleh kelompok yang memang tidak suka kepadanya. Bahkan lebih miris lagi kelompok penjilat yang ingin menzhalimi.

“Gelagat awal telah jelas sejak awal dari proses recall saya dari Partai Aceh. Sebab hingga surat recall dari partai, saya tidak pernah dipanggil untuk klarifikasi. Ini jelas untuk menyingkirkan saya dari posisi anggota DPRK Aceh Utara. Termasuk melemparkan isu bahwa dirinya sebagai pengurus FKPPI yang sudah bergabung dengan aparat keamanan,” lanjutnya.

Menurut mantan pasukan kobra ini, pada saat awal dirinya mendaftarkan diri sebagai calon tidak ada larangan dari jajaran KPA. Bahkan sebelumnya ada komitmen dirinya akan mengundurkan diri, jika Partai Aceh mendaftar.  Tetapi setelah ada keputusan KPU terakhir, bahwa tidak dibuka lagi pendaftaran. Ada pihak yang ingin menyingkirkannya dari dewan dan juga calon bupati.

“Sejak awal jajaran KPA tidak ada perintah untuk melarang saya mendaftar. Juga tidak ada perintah untuk menembak dan mengganggu keluarga saya. Jadi jelas, bahwa ini kelompok pengecut yang dibayar untuk kepentingan pribadi dan hanya mengatasnamakan jamaah," tegasnya.

Mungkin sambungnya, penembakan rumahnya malam itu buah dari kekecewaan beberapa rekan yang punya kepentingan hanya untuk memperkaya diri sendiri.  Sebab dirinya pernah menolak konspirasi untuk menipu rakyat melalui anggaran daerah.  “Sejauh ini saya masih tetap merasa aman dan belum perlu menambah petugas pengamanan. Malah sebaliknya, saya yang akan mencari kelompok pelaku,” katanya.

Sementara itu, salah seorang saksi mata, Saifullah yang pada malam kejadian berada di rumah mengaku melihat jelas tiga orang pelaku.  Malah pada saat dirinya mengintip, pelaku menembakkan senjata dengan cara membabi buta.  Namun dirinya hanya melihat tiga orang pelaku yang mengenakan sebo (penutup wajah, red).

Dari hasil wawancara Metro Aceh (Grup JPNN), terhadap sejumlah warga di wilayah penembakan kemarin, menyatakan  Sosok Misbahul Munir di mata masyarakat sekitar ternyata cukup baik.  Ini bukan saja dirasakan masyarakat sejak dirinya duduk di kursi DPRK Aceh Utara. Tetapi sejak masa konflik lalu, pria yang dipanggil Rahul itu dikenal baik dalam bergaul dan tidak pernah menyakiti masyarakat.

“Kami mengenal sosok Rahul dengan baik.  Dirinya selalu ramah dan baik dengan masyarakat di beberapa desa sekitar tempat tinggalnya.  Intinya perhatiannya kepada masyarakat baik sebelum duduk di dewan maupun saat ini lumayan baik.  Karena itu kami sangat prihatin dengan kejadian yang menimpa keluarganya,”ucap Musman alias Awek warga Blang Gurah, Kuta Makmur.  (ags/RA)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Ambil Gaji, Guru Harus Turun Gunung


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler