Ini Alasan Hasil Panen Sawit di Jawa dan Sumatera Berbeda

Selasa, 24 Agustus 2021 – 12:06 WIB
Pekerja memanen tandan buah segar (TBS) kelapa sawit, Sukabumi, Senin (23/8). Foto: Dea Hardianingsih/JPNN.com

jpnn.com, SUKABUMI - PT Perkebunan Nusantara (PTPN) VIII mengungkapkan faktor-faktor yang menyebabkan perbedaan jumlah hasil produksi minyak sawit di pulau Sumatera dan Jawa.

General Manager Wilayah Satu PTPN VIII Irwan Maulana mengatakan, jumlah hasil panen sawit di Sumatera lebih banyak dibanding di Jawa.

BACA JUGA: Pemerintah Harus Lindungi Sawit dari Kampanye Hitam NGO Asing

Menurut Irwan, kebun kelapa sawit membutuhkan curah hujan sekitar enam milimeter untuk bisa menghasilkan buah secara maksimal.

"Curah hujan yang merata sepanjang tahun inilah yang tidak bisa kami dapatkan di Jawa, karena kami berada di bawah lintang selatan, bukan khatulistiwa," kata Irwan di Sukabumi, Senin (23/8).

BACA JUGA: Joss! Harga Kelapa Sawit Sedang Bertengger di Atas Awan, Jadi Sebegini...

Letak geografis pulau Jawa tersebut menyebabkan terjadinya musim kemarau tegas selama dua hingga tiga bulan, yang bisa mengurangi hasil panen perkebunan kelapa sawit.

Selain itu, Irwan juga mengungkapkan posisi tanah yang berbeda juga menjadi faktor perbedaan jumlah hasil panen.

BACA JUGA: Menko Airlangga: Industri Kelapa Sawit Sektor Strategis Bagi Perekonomian Masyarakat

"Selain curah hujan, juga soal posisi. Kalau di Sumatera itu cenderung flat (datar, red), tetapi kalau di Jawa berbukit," tutur Irwan.

Dengan demikian, perkebunan kelapa sawit di Jawa Barat memiliki potensi untuk menghasilkan hasil panen sebanyak 25 ton per hektare dalam satu tahun.

Untuk diketahui, PTPN VIII mampu menghasilkan 800-900 ton tandan buah segar (TBS) per harinya di kebun kelapa sawit seluas 21 ribu hektare yang tersebar di tujuh perkebunan di Banten dan Jawa Barat.

Selain kelapa sawit, PTPN VIII juga mengelola perkebunan karet dan teh. (mcr9/jpnn)


Redaktur : Adek
Reporter : Dea Hardianingsih

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler