Ini Alasan Kenapa Merokok Harus di Luar Ruangan

Kamis, 21 November 2019 – 05:03 WIB
Rokok dan asbak. Foto/ilustrasi: Ayatollah Antoni/JPNN.Com

jpnn.com - Rokok mengandung ribuan zat berbahaya, beberapa di antaranya terbukti dapat menyebabkan penyakit mematikan. Sayangnya, fakta tersebut tidak diindahkan oleh para perokok aktif. Mereka, perokok aktif masih saja merokok tanpa kenal tempat dan waktu. Padahal merokok memang harus dilakukan di luar ruangan. 

Anda mungkin pernah atau sering menemukan orang-orang yang merokok di dalam ruangan tertutup. Bukannya baik, perilaku ini malah membuat rokok bisa menjadi biang keladi masalah kesehatan, sekalipun pada orang-orang yang tidak merokok.

BACA JUGA: Benarkah Vape Lebih Aman Bagi Kesehatan Dibanding Rokok Konvensional?

Dikatakan oleh dr. Seruni Mentari Putri dari KlikDokter, merokok di dalam ruangan tertutup merupakan hal yang paling buruk. Ini karena asap rokok bisa menempel pada benda-benda yang ada di ruangan tersebut, sehingga turut menjadi agen penyebar partikel beracun.

“Paparan asap rokok bisa menempel pada setiap sisi ruangan. Mulai dari kursi, meja, gagang pintu sampai tembok, bisa terdapat partikel berbahaya di lapisan permukaannya,” kata dr. Seruni

BACA JUGA: Produk Tembakau ini Bisa jadi Alternatif untuk Berhenti Merokok

“Partikel racun tersebut bisa kembali masuk ke dalam paru-paru, sekalipun Anda tidak merokok dan hanya menemani teman yang sedang merokok di ruangan tersebut. Parahnya, orang-orang yang tidak merokok namun ada di ruangan tersebut juga berisiko terpapar partikel racun,” sambungnya.

Lebih lanjut, dr. Seruni mengatakan bahwa orang-orang yang tidak merokok, namun menghirup partikel asap rokok akan memiliki risiko kesehatan serupa perokok.

BACA JUGA: Dibanding Pria, Wanita Lebih Sulit Berhenti Merokok?

Sudah menjadi rahasia umum bahwa rokok adalah penyebab utama kanker paru. Tidak hanya menyerang orang yang secara aktif merokok, risiko kanker paru ini juga bisa dirasakan oleh orang yang hanya menghirup asap rokok maupun partikelnya saja.

“Pada stadium awal, gejala kanker paru mungkin tidak akan terlihat dengan jelas. Tapi, pada stadium lanjut, penderita kanker paru akan merasa sesak napas, sering batuk dan mengalami penurunan berat badan secara drastis tanpa sebab yang jelas,” jelas dr. Seruni. 

Orang yang menghirup asap rokok, baik secara langsung atau tidak, juga memiliki risiko yang lebih tinggi untuk mengalami penyakit jantung koroner, serangan jantung dan strok. 

“Penyakit ini biasanya terjadi pada orang dewasa yang sudah berusia agak tua. Meski demikian, tidak menutup kemungkinan penyakit mematikan itu juga menyerang mereka yang masih muda dan sering merokok atau menghirup asap rokok,” tutur dr. Seruni. 

Di antara dampak buruk tersebut, hal paling parah yang bisa terjadi akibat kebiasaan merokok atau menghirup asapnya secara berulang adalah kematian dini. Pasalnya, tubuh Anda akan terus terpapar dengan racun secara berulang.

Cepat atau lambat, paparan racun tersebut akan menyebabkan kerusakan pada berbagai organ penting di dalam tubuh Anda. Alhasil, organ-organ tersebut akan kehilangan fungsinya hingga mati sama sekali.

“Semakin banyak asap rokok yang masuk dalam paru, semakin tinggi pula risiko Anda mengalami kondisi-kondisi yang mengancam keselamatan jiwa. Oleh karena itu, perokok sebaiknya menghentikan kebiasaan buruk ini sesegera mungkin. Jika memang tidak bisa, hindari merokok di dalam ruangan atau di dekat orang lain yang tidak merokok,” pungkas dr. Seruni.

Merokok tidak mendatangkan keuntungan sama sekali. Malahan, kebiasaan mengisap rokok bisa menyebabkan kerugian dari kesehatan si perokok hingga perokok pasif.

Karena itu, merokoklah di luar ruangan, bahkan akan lebih baik jika Anda benar-benar terlepas dari jerat rokok supaya tidak mengalami hal-hal merugikan yang bisa terjadi karena produk tembakau ini.(NB/RPA/klikdokter)


Redaktur & Reporter : Yessy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler