Kota Melbourne dan wilayah lainnya di negara bagian Victoria, Australia, mengalami perpanjangan lockdown yang tadinya dijadwalkan berakhir pada Kamis (3/6/2021) malam.

Pasalnya, penularan COVID-19 varian baru belum terkendali.

BACA JUGA: Gembira Nusantara

Pelaksana tugas Menteri Utama Victoria James Merlino mengumumkan 'lockdown' akan diperpanjang tujuh hari lagi, setelah ada enam kasus baru menjadikan total 60 kasus positif hingga hari Rabu (2/6/2021).

Lockdown akan berlanjut untuk Kota Melbourne dengan sejumlah perubahan aturan terkait sekolah dan pergerakan warga.

BACA JUGA: Lockdown Keempat di Melbourne Telah Merugikan Banyak Pekerja Lepasan

Pembatasan ketat akan dilonggarkan untuk wilayah regional apabila hasil tes berikutnya tidak menunjukkan adanya tambahan kasus.

Di Melbourne, hanya alasan berikut ini yang membolehkan seseorang keluar rumah: berbelanja makanan dan kebutuhan pokok, bekerja atau belajar, mengasuh orang lain, berolahraga dan vaksinasi.

BACA JUGA: Wali Kota Suaidi Yahya Bakal Pidanakan Pelanggar Prokes

Aturan radius 5 kilometer dari rumah telah dilonggarkan menjadi 10 km, dan siswa kelas 11 dan 12 dibolehkan kembali belajar di sekolah.

Enam kasus baru terdeteksi dari 51.033 tes COVID-19 yang dilakukan sepanjang hari Selasa.

Pejabat tertinggi bidang medis Victoria, Profesor Brett Sutton, menyebutkan virus itu menyebar "lebih cepat daripada jenis virus lain yang pernah kami tangani".

"Kami melihat menularan pada tempat dan keadaan yang belum pernah terlihat sebelumnya," kata Profesor Sutton. Apa yang kita ketahui tentang varian baru?

Pihak berwenang Victoria telah menyoroti ancaman yang ditimbulkan oleh "varian India" COVID-19 yang sangat menular yang telah menular di Melbourne.

Varian B.1.617 pertama kali terdeteksi di India pada Oktober tahun lalu dan sejak itu telah menyebar ke lebih dari 40 negara termasuk Australia.

Ada tiga subtipe COVID-19 yang diidentifikasi oleh para ahli. Kasus positif di klaster penularan terbaru di Victoria dipastikan terinfeksi oleh varian pertama, yaitu varian B.1.617.1.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pekan ini mengubah pemberian nama varian utama COVID-19 ke dalam huruf alfabet Yunani, untuk menghindari stigmatisasi ke negara tertentu.

Di bawah sistem penamaan baru itu, varian COVID-19 yang menular di Victoria sekarang adalah varian Kappa.

Pekan lalu, Profesor Sutton menjelaskan turunan dari "varian India" ini diyakini tidak menular seperti turunan kedua (sekarang bernama Delta).

Namun ia menyebutkan penularannya tetap buruk.

"Setidaknya sama menularnya dengan varian B.1.1.7 atau varian Inggris (telah diubah jadi varian Alpha) dan mungkin malah lebih menular," jelasnya. 'Hanya kontak sekilas'

Ketua satuan tugas (satgas) tes COVID-19 Victoria Jeroen Weimar menjelaskan, setelah ditelusuri, sejumlah kasus baru muncul dari "kontak yang sangat singkat" di antara orang asing.

Penularan seperti ini, kata Jeroen, sangat berbeda dengan yang terjadi sebelumnya di Australia.

Dia menyebutkan sebagian besar penularan COVID-19 sebelumnya terjadi di tempat kerja, pada kegiatan sosial besar, atau terjadi di rumah dengan "intensitas kontak" yang lebih besar.

Jeroen mengatakan kasus-kasus positif kali ini terjadi saat orang berpapasan di toko kecil, saat inspeksi rumah baru, atau saat sama-sama berada di toko penjual telepon.

"Bisa dikatakan, kontaknya terjadi relatif singkat. Mereka tidak kenal satu sama lain. Ini sangat berbeda dengan yang pernah kita alami sebelumnya," jelasnya.

Pakar kimia atmosfir dari California University Profesor Kimberley Prather menilai keterangan Jeroen Weimar ini perlu dijelaskan lebih lanjut.

"(Penularan varian baru) Tetap ada kesamaannya dengan varian sebelumnya. Yaitu, semua kasus positif yang dia gambarkan itu dialami orang-orang yang berbagi udara di dalam ruangan," ujar Profesor Kimberley kepada ABC Radio.

"Mereka menjelaskannya seolah-olah mereka ini tertular karena hanya berpapasan satu sama lain. Padahal jika mereka berada di dalam ruangan dengan orang yang menular, menghirup udara, maka begitulah cara mereka terinfeksi," jelasnya.

"Virus ini menular lewat udara dan kita terinfeksi dengan menghirup udara bersama," tambahnya.

Profesor Kimberley mengatakan memang benar bahwa varian baru, seperti varian Kappa yang menyebar di Victoria, "lebih mudah menular".

"Artinya, langkah-langkah yang kita gunakan sebelumnya, masker yang kita kenakan yang berfungsi sebelumnya, mungkin tidak berfungsi dengan baik menghadapi varian baru sekarang ini," katanya. Karantina harus diperketat

Profesor Raina MacIntyre dari Institut Kirby secara terpisah menjelskan pandemi kali ini lebih buruk daripada tahun lalu karena lebih banyak varian muncul secara teratur.

"Jadi taruhannya jauh lebih tinggi, dan mereka masuk melalui karantina," katanya.

Profesor Raina setuju bahwa risiko terbesar adalah menghirup udara yang terkontaminasi dalam ruangan berventilasi buruk.

"Hal-hal kecil seperti membuka jendela mobil saat bepergian dengan orang lain, atau membuka jendela di rumah meskipun dingin, akan sangat bermanfaat," katanya.

Departemen Kesehatan Victoria mengungkapkan seorang yang belakangan diketahui positif telah berkunjung ke negara bagian New South Wales (NSW), melewati jalur sepanjang Hume Freeway dan di daerah Jervis Bay, Goulburn, Hyams Beach dan Vincentia.

Sekjen Depkes Prof. Brendan Murphy menyebutkan, sebagian besar dari enam kasus baru yang dilaporkan di Victoria hari ini adalah kontak keluarga dari pria yang melakukan perjalanan ke NSW tersebut.

Sementara itu, beberapa bagian penjara Assement Prison di pusat Kota Melbourne dilockdown pada Rabu pagi setelah dipastikan seorang petugas penjara mengunjungi tempat itu.

Diproduksi oleh Farid M. Ibrahim dari berbagai sumber ABC News.

BACA ARTIKEL LAINNYA... Hari Pertama Lockdown Total di Malaysia, Begini Situasi Kuala Lumpur

Berita Terkait