Ini Alasan Paus Fransiskus Tak Sebut Rohingya di Myanmar

Senin, 04 Desember 2017 – 06:22 WIB
Paus Fransiskus bersalaman dengan Aung San Suu Kyi. Foto: Reuters

jpnn.com, DHAKA - Paus Fransiskus akhirnya buka suara terkait keputusannya tidak menyebut kata Rohingya saat berpidato di Myanmar beberapa waktu lalu. Keputusan tersebut menuai banyak kritik karena dianggap selaras dengan sikap anti-Rohingya pemerintah Myanmar.

Menurut Fransiskus, jika dirinya sampai menyebut kata Rohingya, pintu dialog dengan pemimpin Myanmar bakal tertutup. Baik itu dengan penasihat negara Aung San Suu Kyi maupun petinggi militer Min Aung Hlaing.

BACA JUGA: Paus Kunjungi Pengungsi Rohingya Hari Ini

Karena itu, dia memilih menggunakan istilah umum, tapi tetap merujuk pada pelanggaran HAM yang dilakukan terhadap penduduk Rohingya.

’’Saya tahu, jika dalam pidato resmi saya menggunakan kata (Rohingya) itu, mereka akan menutup pintu di depan muka kami,’’ kata Paus Fransiskus dalam pesawat yang mengantarkan kepulangannya ke Roma pada Sabtu (2/12).

BACA JUGA: Pengungsi Rohingya Bakal Direlokasi ke Pulau Terpencil

Dia menyatakan, hak sebagai warga negara harus terpenuhi. Tidak boleh ada tekanan dan berbagai hal lainnya yang menyiratkan kondisi penduduk Rohingya. Pemerintah Myanmar tak pernah mengakui Rohingya sebagai warga negara.

BACA JUGA: Paus Fransiskus Tak Sebut Rohingya di Hadapan Suu Kyi

Paus ke-266 tersebut mengungkapkan, saat berdialog, dirinya telah bersikap tegas kepada para pemimpin militer di Myanmar.

Terutama terkait sikap militer untuk menghormati hak-hak warga Rohingya. Yang terpenting, pesan yang disampaikannya diterima dengan baik oleh pemerintah Myanmar.

Dialog yang dilakukannya dengan pemimpin militer maupun sipil di Myanmar juga dinilai memuaskan.

’’Itu adalah dialog yang baik dan kebenaran tidak bisa dinegosiasikan,’’ ujarnya tentang pertemuan dengan pemimpin militer Myanmar.

Fransiskus menuturkan, dirinya meneteskan air mata saat bertemu dengan para pengungsi Rohingya di Bangladesh. Di Dhaka, Fransiskus dengan bebas menyebut kata Rohingya dalam pidatonya.

Otoritas Gereja Katolik Roma di Myanmar memang menyarankan agar Paus tak menyebut kata Rohingya. Sebab, hal itu akan berdampak kepada umat kristiani dan kelompok minoritas lainnya.

Ada kemungkinan bahwa mereka akan diserang jika kata tersebut meluncur dari mulut Paus Fransiskus. (Reuters/AP/sha/c18/any)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Paus Fransiskus Kunjungi Pengungsi Rohingya Hari Ini


Redaktur & Reporter : Adil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler