jpnn.com, YANGON - Paus Fransiskus tiba di Myanmar kemarin, Senin (27/11). Bapa suci umat Katolik sedunia itu disambut dengan ramah oleh perwakilan suku-suku bangsa di Myanmar.
Dalam balutan pakaian tradisional, mereka menyambut kedatangan Paus di Bandara Yangon. Itu merupakan kunjungan pertama Paus di kawasan Asia Tenggara sepanjang 2017.
BACA JUGA: Bosan Dibohongi, Pengungsi Rohingya Ogah Pulang ke Myanmar
Sebelum memasuki mobil yang hendak membawanya ke pusat kota Yangon, paus sempat menerima kalungan bunga dari seorang bocah Myanmar. Dia lantas melambai ke arah para penyambutnya yang mengibarkan bendera mini Myanmar dan Vatikan.
Dari bandara, Paus menuju ke Katedral Santa Maria untuk bertemu Jenderal Min Aung Hlaing, salah seorang petinggi militer Myanmar.
BACA JUGA: Myanmar dan Bangladesh Sepakat Soal Pengungsi Rohingya
’’Mereka membicarakan banyak hal tentang Myanmar. Terutama tanggung jawab dan tugas pemerintah pada masa transisi sekarang ini,’’ kata Greg Burke, jubir Vatikan, tentang pertemuan Paus dengan Aung Hlaing.
Tidak disebutkan apakah Rohingya masuk perbincangan itu atau tidak. Paus dan sang jenderal senior hanya berbincang sekitar 15 menit. Kemudian, keduanya bertukar bingkisan.
BACA JUGA: Tak Ada Lagi Kekaguman, Rocker Gaek Ini âPutuskanâ Suu Kyi
Kepada Aung Hlaing, Paus menghadiahkan medali yang didesain khusus untuk mengenang kunjungannya ke Myanmar. Sementara itu, Aung Hlaing memberikan harpa dalam bentuk kapal.
’’Jenderal juga memberikan sebuah hiasan berupa tiruan nasi di dalam mangkuk,’’ ujar Burke di hadapan wartawan kemarin.
Hari ini (28/11), Paus bakal bertemu Suu Kyi. Rohaniwan 80 tahun tersebut juga dijadwalkan bertemu dengan perwakilan tokoh Buddha.
Dari Myanmar, Paus akan melanjutkan lawatannya ke Bangladesh untuk menemui perwakilan kaum Rohingya yang melarikan diri dari Myanmar.
Pertemuan itulah yang dinantikan masyarakat dunia. Sebab, konflik yang disebut PBB sebagai pemusnahan etnis itu menarik perhatian Paus.
Bahkan, tahun ini, Paus dua kali berbicara tentang Rohingya dan menyatakan simpatinya atas duka yang dialami warga yang mayoritas beragama Islam tersebut.
Pekan ini, dia akan bertemu langsung dengan etnis yang tidak diakui Myanmar dan tidak diinginkan Bangladesh itu.
Selain pertemuan tersebut, kata-kata Paus bakal menjadi perhatian. Sebab, Gereja Katolik Myanmar sudah mewanti-wanti Paus agar tidak menggunakan kata Rohingya untuk mendeskripsikan mereka. Myanmar menyebut mereka Bengali.
Paus juga akan memimpin misa di Myanmar pada Rabu (29/11). Di negara yang berpenduduk 51 juta jiwa itu, jumlah umat Katolik-nya berkisar 700 ribu. Sebanyak 150 ribu di antaranya bakal mengikuti misa suci di Yangon.
’’Mereka yang akan mengikuti misa sudah mendaftarkan diri,’’ tutur Mariano Soe Naing, jubir Gereja Katolik Myanmar. (AP/Reuters/hep/c18/any)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kejam! Warga Bangladesh Eksploitasi Bocah-Bocah Rohingya
Redaktur & Reporter : Adil