jpnn.com, JAKARTA - Persebaya Surabaya menganggap PSSI belum bisa memberikan jaminan kepada klub peserta Liga 1 Indonesia, soal teknis kompetisi saat liga kembali digulirkan 1 Oktober mendatang.
Manajer Persebaya Surabaya Bajul Ijo Chandra Wahyudi mengatakan, PSSI dan PT. LIB belum memberikan teknis secara mendetail soal format dan protokol kelanjutan kompetisi, termasuk jaminan kesehatan.
BACA JUGA: Kiper Persebaya Kini Merasa Aman dan Tenang Mengikuti TC Timnas Indonesia U-19
Menurut dia, apabila di tengah kompetisi terdapat pemain atau ofisial yang positif COVID-19, federasi belum memberikan gambaran apa yang mesti dilakukan baik oleh klub maupun operator liga.
"Ada satu pertanyaan mendasar, bagaimana jika ada di antara ratusan pemain tiba-tiba terkena wabah ini, apa yang dilakukan? Kami ingin mendapat gambaran tersebut," ujar Chandra Wahyudi dalam diskusi daring yang dipantau dari Jakarta, Selasa (28/7).
BACA JUGA: Ada Tawaran Sangat Menggiurkan Untuk Klub Liga 1 yang Mau Bermarkas di Yogyakarta
Ia membandingkan dengan kompetisi di Vietnam.
Saat kompetisi sudah berjalan bahkan dihadiri dengan penonton, lalu ditemukan kembali kasus COVID-19, otoritas setempat memutuskan menangguhkan kompetisi.
BACA JUGA: Soal Bursa Transfer dalam Lanjutan Liga 1 2020, Begini Kata Dirut PT LIB
Jaminan-jaminan itulah yang melandasi Persebaya masih belum bersikap soal kelanjutan Liga, bahkan cenderung masih dengan sikap awal, menolak ikut kompetisi.
"Bagaimana PSSI sebagai federasi menyiapkan konsep yang bagus dan membuat klub nyaman melanjutkan liga atau tidak. Kami belum mendapatkan kenyamanan tersebut," kata dia.
Selain Persebaya, tim Liga 1 lainnya yang juga belum mendapat jaminan yakni Persipura Jayapura.
Persipura belum menentukan sikap atau masih bersikap abu-abu.
Persipura perlu kejelasan secara mendetail perihal teknis pertandingan, akomodasi, hak komersial, hingga pencegahan/penanganan kesehatan yang hingga saat ini belum mereka terima.
"Kami minta ada kepastian dulu, mengapa kita belum menentukan homebase. PSSI minta di Yogya, tetapi persepsi pulau Jawa itu besar," ujar Sekretaris Umum Persipura Rocky Bebena.
"Ini yang mungkin pikiran PSSI semua ada di pulau Jawa, tetapi tidak mungkin juga kami harus di situ. Bisa saja kami tidak di Yogja, karena ada pertimbangan-pertimbangan klub. Okelah PSSI bisa membantu diakomodasi tetapi pertimbangan teknis lainnya?," kata dia menambahkan.
Menanggapi hal tersebut, Plt Sekjen PSSI Yunus Nusi mengatakan, hal-hal yang dipertanyakan klub akan dibuka secara transparan pada pertemuan berikutnya, termasuk kebijakan tes kesehatan.
"Secara resmi kami belum mengirim protokoler kesehatan. Kita baru menyetak buku setelah komunikasi dengan BNPB, agar buat konsep yang bagus yang secara akal sehat diterima," kata dia.
"Sampai saat ini kerja kami tek-tokkan terus dengan PT. LIB untuk mencapai sebuah konsep yang Insya Allah akan memberikan kenyamanan kepada klub," pungkas Yunus.(Antara/jpnn)
Redaktur & Reporter : Ken Girsang