Ini Alasan Warga Lebih Suka Daging Asal India

Rabu, 30 Agustus 2017 – 01:26 WIB
Ilustrasi daging sapi. Foto: Malut Post/JPNN

jpnn.com, TARAKAN - Perusahaan distributor daging alana PT Lestari Kencana mendatangkan 28 ton daging asal India untuk menyambut Iduladha.

Daging itu didatangkan untuk memenuhi kebutuhan warga Kalimantan Utara (Kaltara).

BACA JUGA: Menhub: 2018, APBN Tidak Digunakan untuk Biayai Proyek Pengerukan

Sejak daging didistribusikan dua hari lalu, sudah 300 kotak yang masing-masing berisi 20 kilogram daging beku terjual.

“Padahal baru dua hari yang lalu datang. Satu kontainer isi 28 ton. Sudah banyak yang laku. Bahkan sampai ke daerah-daerah di Kaltara,” kata Sri, pimpinan PT Lestari Kencana, Senin (28/8).

BACA JUGA: Batam Kota dengan Biaya Hidup Tertinggi ke-5 di Indonesia

Dia menuturkan, para agen sering kali mengambil stok daging dalam skala besar.

Pengambilan itu berdasarkan pesanan jauh hari sebelum daging tiba di Tarakan.

BACA JUGA: Layanan Tetap Berjalan Normal, Hanya 8 Persen ATM BTN Alami Gangguan

Sri menambahkan, pendistribusian daging alana terkendala cuaca di tengah laut.

"Kalau ditanya, kenapa banyak yang beli, pelanggan merasa karena terjamin kesehatannya. Selain itu, harga dagingnya juga lebih murah dari daging lokal,” kata Sri.

Dia menyatakan, pengiriman daging alana bisa lebih cepat jika pemerintah daerah dan aparat mampu mencegah masuknya daging beku ilegal dari Malaysia.

Sebab, harga daging beku ilegal dinilai lebih murah dibandingkan daging lainnya.

Berdasarkan informasi yang dihimpunnya, harga eceran tertinggi yang ditetapkan pemerintah pusat Rp 80 ribu per kilogram.

Namun, hal itu tidak relevan dengan kondisi di lapangan.

Pasalnya, mendatangkan daging membutuhkan biaya cukup besar untuk kontainer, transportasi, dan lain-lainnya.

“Kami sudah sampaikan keluhan ini ke Kementerian Perdagangan agar persoalan harga ini dapat disesuaikan dengan kondisi di Kaltara. Dengan begitu, distributor juga tetap bisa mendapatkan sedikit keuntungan dibalik persaingan dengan daging tidak resmi,” kata Sri. (hai)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Produksi Kelapa Sawit Sumbang Sumber Devisa Rp 239 triliun


Redaktur & Reporter : Ragil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler