Batam Kota dengan Biaya Hidup Tertinggi ke-5 di Indonesia

Selasa, 29 Agustus 2017 – 22:00 WIB
Kota Batam. Foto: dokumen JPNN

jpnn.com, BATAM - DPRD Kota Batam mendukung dibukanya kran impor beras ke Batam, Kepri. Ini penting untuk menstabilkan harga dan juga untuk menjaga stok di pasaran.

DPRD meminta Pemko Batam untuk bertindak cepat dengan mengirimkan surat ke presiden untuk pembukaan kran impor ini.

BACA JUGA: Keroyok Dua Pemuda hingga Tewas, Enam Pemuda Dituntut 10 Tahun Penjara

Pembukaan kran impor pangan ini mendesak untuk menekan mahalnya biaya hidup di Batam.

Hasil survei Badan Pusat Statistik (BPS) yang dilakukan lima tahun sekali menempatkan Batam sebagai kota dengan biaya hidup tertinggi kelima di Indonesia.

BACA JUGA: Pemprov Kepri Perketat Izin Reklamasi

Hal ini bisa dilihat dari indeks harga konsumen (IHK). Sebulan, warga Batam dengan satu istri dan dua anak paling tidak menghabiskan Rp 6,3 juta untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka.

Survei ini dilakukan di 82 kota, 49 kabupaten di 33 Provinsi dengan melibatkan 136.080 rumah tangga. Di tempat teratas masih menempatkan Jakarta sebagai kota dengan biaya hidup tertinggi, yakni Rp 7,5 juta per rumah tangga per bulan.

BACA JUGA: Kurir Sabu Cuma Diupah Rp 20 ribu, Divonis 6 Tahun

Uba Ingan Sigalingging, anggota Komisi II DPRD Batam mengatakan, jika terus mengandalkan pasokan bahan pangan dari Pulau Jawa seperti yang berjalan selama ini, biaya kebutuhan hidup akan tetap mahal.

"Memang harus dibuka kran impor ini. Harapan kita langsung disurati saja Presiden," kata Uba di ruang kerjanya, Senin (28/8).

Dia mengatakan, masalah sembako adalah masalah jangka panjang. Di mana Kepri bukanlah sebagai daerah penghasil.

"Memang harus diimpor. Ini juga agar daya beli masyarakat meningkat. Kalau ada stok di pasaran, tetapi harga mahal, juga memberatkan," katanya.

Menurutnya, dalam setahun terakhir, Pemko Batam sudah beberapa kali menggelar pasar murah. Tentunya sangat membantu masyarakat luas.

"Tetapi sampai kapan pasar murah ini bisa bertahan?. Dan frekuensinya berapa kali dalam sebulan," katanya.

Senada disampaikan Sallon Simatupang, Wakil Ketua Komisi II DPRD Batam. Menurutnya, harga beras dan pangan di pasaran terus naik. Ini karena barang yang masuk ke Batam dari Pulau Jawa. Di mana pengirimannya tidak selalu tepat waktu.

"Cuaca sangat menentukan harga barang di Batam. Kalau ombak tinggi, bisa jadi barang akan lama sampai di Batam. Karena banyak barang dikirim via laut," katanya.

Dia berharap Dinas Ketahanan Pangan dan Dinas Pertanian untuk memiliki konsep bagaimana agar harga lebih murah di Batam. "Menurut saya kran impor memang harus dibuka langsung ke Batam," katanya.

Sementara itu Wali Kota Batam Muhammad Rudi mengatakan, pengajuan kran impor untuk Batam hak Gubernur Kepri Nurdin Basirun.

"Gubernur punya hak untuk itu, kami nggak boleh," kata Rudi. (ian/cr13)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Oknum Suhu Diduga Cabuli Anak di Bawah Umur


Redaktur & Reporter : Budi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler