jpnn.com, JAKARTA - Kehadiran jam digital dengan berbagai fitur memang sangat menarik, terlebih dengan berbagai keunggulannya.
Namun, jam otomatis tetap memiliki tempat istimewa di hati para penggemarnya. Mengapa demikian?
BACA JUGA: Jam Tangan Ridwan Kamil x Modderfathers Dilelang
Komisaris Regan Harney Nicole Vanessa Zhou menjelaskan, salah satu keunggulan utama jam otomatis adalah tidak memerlukan baterai.
"Konsumen tidak perlu repot mengganti baterai secara berkala," ujar Nicole, dalam keterangannya, Senin (23/9).
BACA JUGA: Pembalap F1 Lando Norris Pakai Jam Tangan Seharga Rp 7 Miliar, Wow
Selain itu, jam otomatis umumnya memiliki rakitan mekanis yang rumit dan eksklusif, memberikan kesan premium bagi para pemakainya.
Direktur Regan Harney Bryan Regan John menambahkan bahwa jam otomatis lebih dari sekadar alat penunjuk waktu.
BACA JUGA: JWX 2024 Hadirkan Koleksi Jam Tangan Mewah Hingga Barang-Barang Premium
"Jam otomatis dianggap lebih premium karena nilai estetika dan kualitasnya yang diakui, terutama di kalangan kolektor," kata Bryan.
Menurutnya, Regan Harney menawarkan sesuatu yang lebih bermakna dan bernilai bagi para pencinta jam tangan, berbeda dengan fashion watch yang hanya mengikuti tren.
Dengan inspirasi desain yang diambil dari standar Swiss, Regan Harney berusaha menyediakan jam tangan premium dengan harga terjangkau.
"Kami bangga menjadi brand lokal Indonesia yang mampu menawarkan produk premium di bawah Rp 8 juta, berbeda dengan jam tangan premium impor yang harganya bisa mencapai puluhan juta," lanjut Bryan.
Regan Harney juga memadukan nilai lokal dalam produknya, dengan desain yang terinspirasi dari landmark terkenal Indonesia, seperti Mandalika dan Gunung Bromo.
"Kami ingin produk kami tidak hanya menawarkan kualitas internasional, tetapi juga mencerminkan kekayaan alam dan budaya Indonesia," tutur Sharon Vanessa Zhou, Komisaris Regan Harney.
Jam otomatis tetap menjadi pilihan utama bagi mereka yang menginginkan kualitas, estetika, dan kesan mewah, menjadikannya tetap relevan di tengah perkembangan teknologi digital. (jlo/jpnn)
Redaktur & Reporter : Djainab Natalia Saroh