jpnn.com - RAJA AMPAT- Kunjungan Presiden Joko Widodo ke Papua mendapatkan apresiasi kalangan akademisi. Langkah Jokowi tersebut dinilai sebagai bukti bahwa pemerintahannya berkomitmen dalam mengembangkan wisata maritim dan budaya masyarakat Papua.
Menurut pengamat pariwisata yang juga Dekan Ekologi Kelautan Institut Pertanian Bogor (IPB), Prof Dr Arif Satria, ada agenda Presiden yang di luar jadwal.
BACA JUGA: Wisatawan Minta Visa Wonderful Indonesia Tak Hanya Satu Bulan
Salah satunya adalah menyempatkan diri berkunjung ke Pulau Painemo yang sudah menjadi salah satu ikon destinasi dunia. Padahal, sebelumnya Presiden hanya ingin menikmati matahari terbit pada hari pertama tahun 2016.
"Sebenarnya kunjungan ke Pulau Painemo itu tidak ada dalam jadwal. Tetapi, itu menjadi spesial bagi Menpar Arief Yahya yang berkeinginan menjadikan wisata sebagai industri melalui program Pesona Indonesia dan Wonderful Indonesia," kata Arif Satria, kemarin
BACA JUGA: Cobain Deh, 4 Rempah-rempah Yang Ampuh Turunkan Berat Badan
"Kunjungan Presiden Jokowi ke Papua itu sebagai bukti komitmennya dalam mengembangkan wisata maritim dan budaya masyarakat Papua," imbuhnya.
Di penghujung tahun 2015, Jokowi bukan hanya mengunjungi Papua tetapi bersama Menteri Pariwisata Arief Yahya ikut merayakan malam Tahun Baru 2016 di Pantai Waisai Tercinta, desa Waisai, Raja Ampat, Papua Barat.
BACA JUGA: Ayah Bunda, Begini Cara Tepat Mengasuh Anak Kembar
Keindahan Pulau Painemo memang telah menjadi perhatian wisatawan manca negara apalagi Sergei Bryn yang juga bos-nya mesin pencari terbesar, Google, sengaja datang secara khusus ke tempat tersebut.
Orang yang masuk dalam daftar 10 orang terkaya dunia itu menyebut Raja Ampat sebagai tempat wisata terbaik dunia.
Sementara itu, acara perayaan tahun 2016 itu dilakukan berbagai pertunjukan. Salah satunya tarian Nanibili. Tarian yang dibawakan 12 penari berpakaian adat Papua ini cukup memukau dan mendapat sambutan hangat dari 5 ribu penonton yang hadir.
"Tari Nanibili memang selalu diminta tampil pada acara besar. Bukan hanya pesta tahunan tetapi kami juga tampil untuk menarik minat wisatawan lokal dan mancanegara pada acara Sail Raja Ampat juga terlibat," kata pimpinan tim, Neles Rumanasen.
Keindahan tari yang menggambarkan tentang piring adat sebagai alat tukar tidak perlu diragukan. Pasalnya, tari ini sudah menembus Rusia dan Amerika Serikat.
"Kami pernah mengisi acara di Amerika Serikat tahun 2012 dan Rusia pada 2014 dan Papua Nugini tahun 2015," jelas Neles. (dkk/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... 3 Tips Atasi Kulit Kering, Yuk Mareee Dicoba
Redaktur : Tim Redaksi