jpnn.com - CAWANG - Sepuluh tahanan Badan Narkotika Nasional (BNN) kabur. Mereka terdiri dari lima orang dari jaringan Aceh, dua orang yang tertangkap di San Diego Hills, satu anak buah Silvister Obiekwe kabur dengan cara menjebol tembok ventilasi rutan pada Selasa dini hari(31/3).
"Kemungkinan mereka merencanakan seminggu sebelum insiden," ucap Kabag Humas BNN, Kombespol Slamet Pribadi saat gelar perkara.
BACA JUGA: Ternyata...KPK Siapkan PK Praperadilan Budi Gunawan
Tembok ventilasi yang terdiri dari semen, jeruji serta kasa besi ini mampu dijebol oleh para tahanan. Slamet menjelaskan, para tahanan diduga terlebih dulu menggergaji tiga batang besi trailis yang terdapat pada lapisan kedua tembok.
Selanjutnya, mereka meretakkan sendi-sendi ventilasi yang terbuat dari semen. Untuk meredam suara gesek gerjaji, para tahanan ini menggunakan kain basah.
BACA JUGA: Gede Pasek: Panitia Kongres PD = Tim Sukses SBY
"Setelah jeruji dipastikan terpotong dan dinding ventilasi retak, mereka tidak langsungkabur. Melainkan menunggu waktu yang tepat," ungkapnya.
Waktu tersebut datang sekitar pukul 03.00 pagi. Berbekal kain sarung yang dililitkan pada sendi ventilasi yang retak, mereka kemudian menarik sarung itu kuat-kuat hingga sendi ventilasi itu patah dan menciptakan lubang selebar 20x40 cm untuk kabur. Kemudian, dengan sarung itu juga mereka mendorong jeruji serta kasa besi ke arah luar.
BACA JUGA: Ini Skenario Jokowi Jika Ingin Menyingkirkan Megawati
Satu per satu dari mereka keluar, meskipun ada salah satu yang berdarah akibat tergores besi. Kemudian untuk keluar dari komplek BNN mereka harus melewati tembok setinggi 4 meter. Dengan kayu sepanjang 2 meter yang mereka sandarkan pada tembok. Mereka mampu memanjat dan melompati tembok.
"Tepat di samping Rumah Sakit Pusat Otak Nasional mereka kemudian berlarian keluar menuju kendaraan yang menjemputnya," tambah Slamet.
Atas Insiden ini, pihak petugas BNN langsung bergerak cepat dengan memeriksa empat petugas jaga serta satu tahanan lain yang diduga mengetahui kaburnya 10 tahanan yang keseluruhan akan dihukum mati itu.
Disinggung mengenai keterlibatan petugas dalam memasukkan barang bukti berupa gergaji besi, Slamet memilih bungkam dan menyerahkan pada penyelidikan internal BNN. (all)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Suryadharma Ali Tuntut KPK Rp 1 Triliun
Redaktur : Tim Redaksi