jpnn.com, JAKARTA - PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI terus berkomitmen menjalankan transformasi digital sebagai upaya efisiensi bisnis dan menciptakan pertumbuhan berkelanjutan.
SEVP Treasury dan Global Services BRI Achmad Royadi mengatakan digitalisasi diyakini dapat mendongkrak kondisi ekonomi riil di Indonesia, khususnya segmen usaha mikro kecil menengah (UMKM).
BACA JUGA: BRI dan Ditjen Pajak Kemenkeu Menjalin Kerja Sama Implementasi PSIAP
Menurut Achmad Royadi, adanya ekspansi dari keuangan digital berperan dalam melakukan akselerasi.
"Syaratnya, lembaga keuangan harus merampungkan digitalisasi di aspek produk inti, loan officer, serta membangun ekosistem digital," ujar Achmad, pada acara “Financial Deepening for Stronger Growth & Sustainable Recovery” yang diselenggarakan Indonesia Economic Prospects (IEP), Kamis (30/6).
BACA JUGA: BRI Terbitkan Green Bond, Pengamat: Sangat Menarik
Karena itu, digitalisasi di perbankan dapat mendatangkan multiplier effect yang kuat bagi ekonomi riil Indonesia.
Peran BRI dalam hal ini cukup esensial, mengingat perseroan fokus di segmen UMKM yang juga merupakan penyumbang Produk Domestik Bruto (PDB) tertinggi dalam negeri.
BACA JUGA: Pengamat Sebut BRI Unggul di Investasi Hijau
Hal tersebut dikarenakan BRI punya proporsi nilai yang unik, yakni dengan mengusung konsep hybrid bank.
Konsep tersebut mengkombinasikan jejaring fisik yang kuat dan luas yang tersebar hingga pelosok negeri dengan layanan digital khas BRI.
"Kami juga terus melakukan ekspansi untuk agen bank cabang dan berkolaborasi dengan customer sehingga mereka akan bisa bertransaksi di titik-titik hub dari BRI," kata Achmad.
Menurut dia, customer tidak perlu jalan atau pergi jauh untuk bisa melaksanakan transaksi perbankan. Ini tentunya akan berpengaruh besar terhadap ekonomi riil hingga pelaku grassroots economy.
Seperti diketahui, BRI memiliki sejumlah layanan digital komprehensif. Di aspek layanan, BRI telah mengimplementasikan BRISPOT hingga BRIAPI sehingga proses pelayanan berjalan efisien.
Di sisi lain, BRI mengandalkan digital banking BRImo dengan lebih dari 100 fitur terlengkap untuk memenuhi kebutuhan 17,71 juta users-nya.
Layanan BRI juga didukung oleh 8.993 branch offices dan 221.531 E-channel di 34 Provinsi di Indonesia.
Di samping itu, emiten bersandi saham BBRI ini juga memiliki 552.709 AgenBRILink untuk memastikan seluruh masyarakat di berbagai penjuru Indonesia dapat mengakses layanan perbankan.
Achmad menjelaskan bahwa BRI memiliki alasan kuat digitalisasi harus memperkuat ekonomi riil, khususnya pelaku UMKM.
Berdasarkan Kementerian Koperasi dan UKM, tercatat pelaku UMKM di Tanah Air mencapai 65,46 juta unit atau sekitar 99,99 persen dari total usaha nasional.
Artinya, jumlah tersebut mampu menyerap sekitar 119,5 juta tenaga kerja atau setara 96,92 persen dari total tenaga kerja di Indonesia dengan sumbangsih terhadap PDB lebih dari 60 persen.
Selanjutnya, 45 juta unit UMKM masih membutuhkan pendanaan khususnya dari lembaga keuangan formal.
"Jadi, itulah mengapa di BRI kami punya strategi hybrid. Ekspansi kami juga justru fokus pada melahirkan lebih banyak agen-agen untuk layanan perbankan dan literasi digital,” tegas Achmad. (mcr28/jpnn)
Redaktur : Djainab Natalia Saroh
Reporter : Wenti Ayu Apsari