jpnn.com - JAKARTA - Wakil Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) DKI Jakarta Sarman Simanjorang mengatakan, banjir dua hari di Jakarta tidak hanya mengganggu jalur distribusi, namun juga melumpuhkan aktivitas ekonomi di beberapa pusat bisnis.
"Hitungan kami, kerugian akibat banjir kali ini sekitar Rp 1,5 triliun per hari," ujarnya kemarin (10/2).
Bagaimana kalkulasinya? Sarman menyebut, Kadin DKI Jakarta mengumpulkan data dari para pelaku ekonomi. Taksirannya, ada sekitar 75 ribu kios dan toko termasuk restoran yang tidak beroperasi akibat banjir selama dua hari, yang tersebar di berbagai pusat perbelanjaan, terutama di wilayah Jakarta Timur, Jakarta Barat, dan Jakarta Pusat.
BACA JUGA: Jakarta Siaga Banjir, 12 dan 13 Februari Puncak Curah Hujan
Ditambah anjloknya omzet toko yang masih buka karena akses ke pertokoan yang tergenang banjir. "Kalau diambil rata-rata, omzet 75 ribu toko itu Rp 20 juta per hari," katanya.
Menurut Sarman, kerugian akibat banjir bisa lebih besar jika ikut menghitung terganggunya operasional perkantoran, akibat para karyawannya tidak masuk kerja karena akses jalan tertutup banjir. "Selain macet, banjir memang menjadi momok bagi pelaku usaha di Jakarta," ucapnya.
Karena itu, lanjut dia, pelaku usaha meminta pemerintah provinsi DKI Jakarta maupun pemerintah pusat untuk mengambil langkah terobosan agar bencana banjir setiap tahun tidak terulang. Misalnya, dengan optimalisasi fungsi kanal banjir barat dan kanal banjir timur, serta revitalisasi sungai dan perbaikan drainase, terutama di kawasan pusat bisnis.
"Dengan APBD DKI Jakarta yang Rp 73 triliun dan bantuan pemerintah pusat, mestinya bisa," ujarnya. (owi/kim)
BACA JUGA: Bully Bekasi Akhirnya Go Internasional
BACA JUGA: Sedot Air Pluit Kerahkan 14 Pompa
BACA ARTIKEL LAINNYA... Banjir Belum Surut, PLN Padamkan 524 Gardu
Redaktur : Tim Redaksi