jpnn.com, KEPULAUAN SERIBU - Kerusakan terumbu karang makin marak terjadi di perairan Indonesia.
Salah satu penyebabnya adalah kapal-kapal besar yang kandas dan menabrak terumbu karang.
BACA JUGA: BTN Lakukan Transplantasi 710 Terumbu Karang dan Lepas 7.100 Tukik di Bali
Misalnya, kasus kandasnya kapal Caledonian Sky yang menghancurkan area seluas 3 hektare terumbu karang di Raja Ampat beberapa tahun lalu.
Kerugian yang dialami karena kasus tersebut diperkirakan Rp 300 miliar.
BACA JUGA: Pelni Tanam Instalasi Terumbu Karang di Ternate
Untuk menangani persoalan semacam itu, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melalui Direktorat Jenderal Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan berperan melindungi dan mengawasi ekosistem terumbu karang.
KKP bekerja sama dengan lembaga konservasi Terangi untuk menggelar pelatihan Peningkatan Kemampuan Teknis Valuasi Kerusakan Terumbu Karang pada 14-18 Februari di Pulang Pramuka, Kepulauan Seribu.
BACA JUGA: Dua Kapal Asing Perusak Terumbu Karang di Babel Bayar Ganti Rugi Rp 35,4 Miliar
Kegiatan itu dilakukan untuk mencetak para tenaga ahli untuk menangani kerusakan terumbu karang karena kapal kandas.
Peserta yang mengikuti kegiatan ini adalah UPT Ditjen PSDKP dari berbagai daerah di seluruh Indonesia.
Idris sebagai penanggung jawab kegiatan pelatihan dari Yayasan Terangi menyatakan, para peserta diharapkan mengikuti dan memahami materi pelatihan tersebut.
''Tantangan yang cukup berat bagi kami untuk bisa menyalurkan seluruh materi yang ada dalam waktu beberapa hari ini. Semoga seluruh peserta bisa mengikuti dengan tertib seluruh rangkaian kegiatan ini,” katanya.
Kepala Divisi Coral Reefs Management Terangi Idris menjelaskan beberapa tahap yang dilakukan dalam pengukuran valuasi kerusakan terumbu karang.
Yaitu, mengukur luas kerusakan dengan metode fish bone, kuadrat grid, dan aerial mapping.
Selanjutnya, level kerusakan terumbu karang diestimasi dengan menggunakan metode underwater photo transect.
Dari kegiatan ini, para peserta diharapkan memahami alur kerja serta tahapan dalam melakukan valuasi kerusakan terumbu karang.
Koordinator Pengawasan Kawasan Konservasi KKP Iim Naimah menuturkan, kegiatan ini menjadi tahap awal dalam upaya pengenalan teknis penanggulangan kerusakan karena kapal kandas yang saat ini marak terjadi di Indonesia.
''Kami berharap ini bisa menjadi bekal bagi para pelaksana teknis di lapangan untuk mengawasi dan menjaga kelestarian ekosistem terumbu karang di Indonesia,'' tandasnya. (jpnn)
Redaktur & Reporter : Tarmizi Hamdi