jpnn.com, JAKARTA - Alat pengukur kadar oksigen dalam darah atau oximeter belakangan naik daun, seiring tingginya penularan Covid-19.
Alat berukuran relatif kecil yang biasanya dijepitkan pada salah satu jari tangan itu digunakan untuk mengukur saturasi oksigen darah demi mendeteksi happy hypoxia atau menurunnya kadar oksigen.
BACA JUGA: Tips Menggunakan Oximeter Bagi Pasien COVID-19, Penting!
Pasalnya, kekurangan oksigen ini bisa berakibat fatal dan berujung pada berhentinya detak jantung pasien.
Banyaknya oximeter yang dicari di pasaran terkadang menimbulkan kekhawatiran pada keaslian produk.
BACA JUGA: Cara Meningkatkan Saturasi Oksigen menurut Dokter Ceva
Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PERKI) Vito A. Damay memberi saran untuk membedakan oximeter asli dan palsu.
Berikut cara membedakannya:
BACA JUGA: Pertamina Distribusikan 1.335 Ton Oksigen untuk 206 Rumah Sakit
1. Gunakan di jari orang yang berbeda.
Pada alat saturasi oksigen juga ada pengukur detak jantung, jika detak jantungnya sama milik anda dan tiga orang lain juga sama maka harus pertanyakan (keasliannya).
Periksa apakah detak jantung pada alat bisa berubah ketika jalan santai atau jalan cepat. Normalnya, detak jantung akan meningkat ketika beraktivitas.
"Semakin cepat berjalan makin meningkat detak jantungnya," kata dia.
2. Pastikan oximeter sudah memiliki izin edar
Izin tersebut dikeluarkan oleh Kementerian Kesehatan.
"Belilah alat dari toko terpercaya. Kalaupun anda membeli secara daring, cermati toko yang menjualnya. Jangan beli dari toko jualan abal abal," demikian pesan Vito.
3. Gunakan sesuai anjuran pakar
Vito mengatakan untuk mendapatkan pembacaan yang paling akurat, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyarankan beberapa langkah yakni memastikan alat terpasang dengan benar di jari tangan.
"Kemudian dalam kondisi duduk dan diam. Pergerakan sedikit saja bisa mempengaruhi pembacaan, dan mungkin membuat alat mencatatkan angka yang jauh lebih rendah daripada yang sebenarnya," kata dia.
4. Jangan gunakan cat kuku
Sebaiknya, jangan pasang alat pada jari dengan cat kuku karena mungkin memengaruhi pembacaan.
Terkait akurasi, sebenarnya studi pada 2016 seperti dikutip dari Insider menemukan, oximeter memiliki kesalahan presisi sebesar 1,8 - 2,21 persen.
Apabila merasa oximeter di rumah mungkin tidak akurat, pakar medis dari American Lung Association, Albert Rizzo menyarankan untuk membandingkan pembacaan denyut jantung pada alat dengan hasil hitung sendiri. (antara/jpnn)
Yuk, Simak Juga Video ini!
Redaktur & Reporter : Elvi Robia