Tips Menggunakan Oximeter Bagi Pasien COVID-19, Penting!

Senin, 05 Juli 2021 – 13:30 WIB
Ilustrasi Covid-19. Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Dokter spesialis jantung dan pembuluh darah dari Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PERKI) Vito Anggarino Damay memberi saran tentang penggunaan oximeter, alat untuk mengukur saturasi atau kadar oksigen dalam darah.

Dia menyarankan pasien yang positif COVID-19 untuk mengukur minimal tiga kali dalam sehari.

BACA JUGA: Paspor Vaksinasi COVID-19 Sudah Berlaku, Begini Bentuknya

"Minimal tiga kali, pagi, siang, malam tidak ada jam yang ketat," ujar dokter Vito melalui pesan elektroniknya, dikutip Senin (5/7).

Menurut Vito, saat mengukur sebaiknya posisi tubuh dalam keadaan duduk dan kondisi pasien tenang atau rileks.

BACA JUGA: Jepang Ingin Warganya Bebas Karantina Masuk Negara lain, cuma Tak Berlaku Sebaliknya

Kondisi pilek yang biasanya dialami sebagian pasien COVID-19 tidak akan memengaruhi saturasi oksigen.

Pengukuran saturasi oksigen dilakukan untuk mendeteksi bila terjadi hypoxia atau kondisi tubuh kekurangan oksigen yang bisa dialami pasien COVID-19.

BACA JUGA: Rumah Sakit Kewalahan Tangani Pasien COVID-19, Syarief Ingatkan Pemerintah

Mengutip laman WebMD, organ-organ tubuh seperti otak, hati dan lainnya bisa rusak hanya dalam beberapa menit usai gejala dimulai, bila tanpa oksigen.

Kondisi ini biasanya ditandai dengan perubahan warna kulit yang menjadi biru atau merah ceri, pasien mengalami kebingungan, batuk, detak jantung cepat, napas cepat, bekeringat dingin, sesak napas dan mengi.

Namun, tak semua pasien COVID-19 merasakan gejala atau keluhan ini, meski kadar oksigen dalam darahnya sangat rendah.

Ada kasus saat pasien merasa baik-baik saja padahal angka saturasi oksigennya di bawah rentang normal yakni 95-100 persen atau disebut happy hypoxia.

Di sisi lain, ada kondisi yang bisa memengaruhi angka saturasi oksigen, salah satunya gambaran pneumonia di paru-paru.

Kondisi ini biasanya akan menurunkan angka saturasi oksigen.

Karena itu, sebelum pasien melakukan isolasi mandiri, sebaiknya lakukan dulu rontgen dada (foto x-ray).

"Kalau normal tidak ada tanda pneumonia viral baru isolasi mandiri. Lebih baik lagi kalau dokter yang memutuskan boleh isolasi mandiri," kata dia.

Selain pneumonia, penggumpalan darah juga bisa memengaruhi angka saturasi oksigen pasien.

Kondisi ini terkadang bisa menyumbat di paru-paru dan lepas dengan sendirinya sehingga angka saturasi oksigen bisa naik turun.

Untuk mengetahui ada tidaknya penggumpalan darah, pemeriksaan D-Dimer pun direkomendasikan dokter.

Sementara itu, dokter spesialis penyakit dalam yang menjadi edukator hoaks COVID-19, RA Adaninggar mengingatkan pasien agar memastikan kondisi kukunya bersih dari cat kuku dan tidak panjang.

"Syaratnya tidak boleh pakai kuteks, bisa menghalangi sinar infrared-nya (di oximeter)," ujar RA Adaninggar dalam sebuah talkshow daring mengenai isolasi mandiri belum lama ini.

"Jadi harus kuku yang bersih dan jangan terlalu panjang. Kalau terlalu panjang nanti enggak sampai ke (alat). Jarinya boleh yang mana saja," tutur dia.

Untuk memudahkan dalam pengukuran saturasi oksigen menggunakan oximeter, dokter spesialis telinga, hidung dan tenggorokan (THT) yang juga Menteri Kesehatan dan Kesejahteraan Keluarga India Harsh Vardhan melalui laman Twitter-nya memberi panduan yang bisa pasien ikuti.

Pasien sebaiknya beristirahat dulu selama 10-15 menit sebelum melakukan pengukuran.

Setelah itu, letakkan tangan di dada dan tahan selama beberapa waktu.

Berikutnya, masukan jari tengah atau telunjuk ke dalam oximeter.

Tunggu beberapa saat hingga pembacaan angka oximeter stabil.

Kemudian, catat angka tertinggi yang muncul.

Lakukan pengukuran tiga kali sehari kecuali pasien merasa ada perubahan pada kesehatannya.

Segera berkonsultasi dengan tenaga medis bila terjadi sesak napas atau penurunan kadar oksigen hingga di bawah 95 persen.

Senantiasa berusaha menjaga kondisi agar tak panik sembari mengikuti saran dari tenaga medis.(Antara/jpnn)


Redaktur & Reporter : Ken Girsang

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler