Ini Cara Mudah Membedakan Batuk Pilek karena Alergi atau Infeksi

Kamis, 25 Juni 2020 – 23:18 WIB
Ilustrasi pilek. Foto: Pixabay

jpnn.com, JAKARTA - Tahukah Anda bahwa ada cara mudah mengenali apakah gejala batuk dan pilek pada anak tergolong alami karena alergi atau infeksi?

Terlebih di masa pandemi virus corona atau COVID-19 seperti saat ini.

BACA JUGA: 10 Petunjuk Praktis Cegah Pilek dan Flu

Konsultan Alergi dan Imunologi Anak, Prof. Budi Setiabudiawan mengatakan, untuk membedakannya Anda harus memperhatikan apakah si anak mengalami demam atau tidak.

Selain itu, amati bagaimana kejadiannya misal batuk dan pileknya, apakah terjadi sepanjang hari atau lebih ke malam hari dan terakhir, perhatikan apakah dahak atau ingus berwarna dan kental.

BACA JUGA: Covid-19 Masih Menghantui, Waspada terhadap Batuk dan Demam

Jika ada demam, lalu batuk pileknya muncul pagi dan malam hari serta dahak atau ingusnya kental dan berwarna, maka dia kemungkinan mengalami infeksi.

"Kalau alergi biasanya tidak disertai demam. Kejadian batuk pileknya terutama pada malam hari dan biasanya dahak atau ingusnya bening, tidak berwarna," tutur Budi dalam virtual gathering Bicara Gizi "Allergy Prevention", Kamis (25/6)

BACA JUGA: Benarkah Kita Bisa Tingkatkan Daya Tahan Tubuh Untuk Cegah Infeksi COVID-19?

Budi menekankan pentingnya deteksi dini alergi terutama pada anak agar bisa segera mendapatkan penanganan sehingga tidak menganggu tumbuh kembangnya.

Menurutnya, alergi merupakan respon sistem imun yang tidak normal untuk mengenali bahan-bahan yang sebenarnya tidak berbahaya bagi orang lain.

"Deteksi dini dan nutrisi tepat mencegah alergi anak. Kalau tidak dicegah bisa menjadi komorbid pada anak yang menempatkannya rentan terkena COVID-19," kata Budi.

Organisasi Kesehatan Dunia WHO menyebut penduduk dunia mengalami alergi 30-40 persen. Lalu, hingga 550 juga orang diketahui mengalami alergi makanan, salah satunya alergi susu sapi. Di Indonesia sekitar 7,5 persen anak mengalami alergi susu sapi.

Lebih lanjut, alergi biasanya dialami pada anak dengan bakat alergi yakni diturunkan dari salah satu atau kedua orang tuanya. Jika kedua orang tua memiliki riwayat alergi maka berisiko membuat anak mereka 40-60 persen terkena alergi.

Risiko akan meningkat menjadi 60-80 persen jika orang tua memiliki manifestasi yang sama.

Bila hanya salah satu orang tua yang memiliki riwayat alergi, maka risiko anak terkena alergi sekitar 20-40 persen. Risiko anak terkena alergi masih tetap ada yakni 5-15 persen bahkan jika orang tua tak memiliki riwayat alergi.

"Apabila dikenali dini, ditangani dini akan optimal tata laksana, sehingga tidak berlanjut ke penyakit seperti eksim, asma, rhinitis alergi. Kalau terlambat diagnosa, akan muncul dampak-dampak disebakan penyakit alergi, dari sisi kesehatan misalnya meningkatkan risiko penyakit degeneratif seperti obesitas, hipertensi dan sakit jantung," papar Budi.(antara/jpnn)


Redaktur & Reporter : Djainab Natalia Saroh

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag
batuk   pilek   Batuk dan pilek   demam   alergi   infeksi  

Terpopuler