jpnn.com - JAKARTA - Pertamina terus berupaya menangkis tudingan adanya praktik kecurangan dalam pengisian elpiji kemasan 3 kilogram seperti tudingan mantan ketua tim reformasi tata kelola migas Faisal Basri. VP Corporate Communication Pertamina, Wianda Pusponegoro menjamin tidak ada kongkalikong antara perusahaan pelat merah itu dengan pengusaha stasiun pengisian bulk elpiji (SPBE).
Demi mennagkis tudingan itu, Pertamina mengajak awak media mengunjungi salah satu SPBE di Cakung, Jakarta Timur, Jumat (29/5). Di SPBE itu Pertamina memamerkan mesin pengukur elpiji.
BACA JUGA: Asyik... ACE Berikan Promo Cicilan Nol Persen pada Pembukaan Gerai Baru di Rempoa
Pegawai di SPBE itu menunjukkan tabung-tabung gas elpiji kosong seberat 5 kg. Tabung-tabung kosong itu kemudian diisi gas 3 kg. Setelah diisi gas, berat tabung itu menjadi 8 kg.
"Temen-temen (awak media, red) kan sudah lihat sendiri tadi prosesnya di SPBE barusan seperti apa. Jadi pasti setelah ditimbang akan menunjukkan angka 8 kg, itu artinya tabung sudah terisi 3 kg," papar Wianda.
BACA JUGA: Demi Poros Maritim, Siapkan Rp 20 Triliun untuk Bikin 500 Kapal
Mantan news anchor di stasiun televisi itu menegaskan, kecil sekali terjadi kecurangan. Pasalnya setiap SPBE dan Pertamina harus saling mencocokkan data pengeluaran dan pemasukkan dalam pengisian tabung elpiji.
"Kongkalikong tidak terjadi antara Pertamina dan pengusaha SPBE, karena kami punya pencatatannya masing-masing. Berapa yang masuk dan berapa yang keluar," tandas Wianda. (chi/jpnn)
BACA JUGA: Duh! Omzet Pedagang Beras Anjlok Hingga 30 Persen
BACA ARTIKEL LAINNYA... Ini Cara Dirut Pertamina Ladeni Tudingan Faisal Basri soal Elpiji
Redaktur : Tim Redaksi