Ini Ciri-Ciri Saraf Kejepit Menurut Spesialis Tulang Belakang Rizki Gatam

Selasa, 12 September 2023 – 15:58 WIB
Dokter Asrafi Rizki Gatam, Sp.OT (K) Spine mengatakan apabila saraf yang kejepit pada bagian pinggang maka akan terasa nyeri yang menjalar sampai paha. Foto: source for jpnn

jpnn.com, JAKARTA - Saraf kejepit memiliki beragam penyebab, salah satu yang paling sering diakibatkan oleh jepitan dari bantalan ruas tulang belakang atau biasa disebut Hernia Nukleus Pulposus (HNP), area yang biasanya terdampak adalah ruas tulang belakang bagian leher dan pinggang.

Ciri dan gejala dari penyakit saraf kejepit atau hnp ini juga sangat khas yaitu adanya nyeri yang menjalan dari leher sampai ke tangan, terasa kebas, kesemutan, terasa terbakar, hingga sensasi kesetrum dan sifatnya terus menerus.

BACA JUGA: Sempat Dilarikan Ke Rumah Sakit Gegara Saraf Kejepit, Nikita Mirzani Bilang Begini

Rasa sakit itu tidak hilang dalam jangka waktu yang panjang, beberapa orang merasakan seperti gejala salah bantal setiap hari.

Dokter Asrafi Rizki Gatam, Sp.OT (K) Spine mengatakan apabila saraf yang kejepit pada bagian pinggang maka akan terasa nyeri yang menjalar sampai paha, maupun jari kaki, terasa kebas, kesemutan, sulit berjalan bahkan sering mengompol atau sulit menahan buang air kecil.

BACA JUGA: Nikita Mirzani Sempat Dilarikan ke RS Gegara Saraf Kejepit, Bagaimana Kondisinya?

Dokter biasanya akan melihat sumber jepitan melalui MRI tulang belakang dan apabila sudah menunjukkan keparahan, makan akan ditawarkan dilakukan operasi saraf kejepit baik melalui metode endoskopi ataupun robotik.

Menurut dr. Asrafi, teknologi kedokteran robot operasi navigasi tulang belakang yang berasal dari Amerika itu kini ada di Indonesia dan satu-satunya yang ada di wilayah se-Asia Tenggara.

Teknologi robot navigasi operasi ini digunakan untuk membantu dokter melakukan operasi saraf kejepit, skoliosis derajat ringan hingga kompleks dan yang berhubungan dengan tulang belakang.

“Biasanya operasi menggunakan tekonologi robot navigasi tulang belakang ini disarankan untuk jenis saraf kejepit yang membutuhkan pemasangan implant atau bantalan artifisial, " ucap dr. Asrafi.

Kemudian, untuk operasi skoliosis robot navigasi operasi ini membantu saya mengarahkan penempatan implan atau screws secara akurat hingga 99 persen dan tentunya menghindari terjadinya pendarahan maupun kelumpuhan.

"Sehingga, operasi skoliosis menjadi lebih aman” jelas dr. Rizki Gatam.

Dokter yang memiliki hobi menyelam dan kickboxing itu menjelaskan bahwa tidak semua operasi saraf kejepit harus menggunakan teknologi robotik, apabila saraf kejepitnya tergolong ringan dapat ditangani dengan metode operasi endoskopi minim sayatan.

“Kita hanya melakukan sayatan selebar 0,8 cm, lalu kita masukan pipa sebesar sedotan untuk menjadi jalur ke bantalan tulang yang menjepit saraf, metode ini disebut PELD, BESS dan efektif untuk saraf kejepit ringan," katanya.

Namun, tanpa pemasangan bantalan disc artifisial implan, tindakan operasi ini tergolong aman, pasien tertua yang pernah saya operasi PELD berusia 92 tahun.

"Pasien dapat beraktivitas ringan kembali, seperti berjalan 1-2 hari setelah operasi” jelas dokter yang berpraktik di Eka Hospital BSD, RS Premier Bintaro dan RSUP Fatmawati itu.

Dokter Rizki juga sangat aktif dalam penulisan jurnal jurnal ilmiah nasional dan internasional yang berhubungan dengan tulang belakang, hal ini bertujuan guna memperkenalkan kemajuan teknologi.(mcr10/jpnn)


Redaktur & Reporter : Elvi Robiatul

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler