Ini Data Terbaru Jumlah Korban Gempa dan Tsunami di Sulteng

Minggu, 21 Oktober 2018 – 21:15 WIB
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNBP Sutopo Purwo Nugroho. Foto: JPG

jpnn.com, JAKARTA - Gempa bumi dan tsunami serta likuifaksi yang melanda empat daerah di Sulawesi Tengah yaitu Kota Palu, Kabupaten Donggala, Sigi dan Parigi Moutong memberikan dampak besar.

Dampak bencana hingga Minggu (21/10), pukul 13.00, tercatat sebanyak 2.256 orang meninggal dunia. Sebarannya di Kota Palu 1.703 orang meninggal dunia, Donggala 171, Sigi 366, Parigi Moutong 15 dan Pasangkayu, Sulawesi Barat (Sulbar) satu orang.

BACA JUGA: Sudah 2.113 Korban Meninggal Akibat Gempa Sulteng

“Semua korban sudah dimakamkan,” kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho, Minggu (21/10).

Menurutnya lagi, sebanyak 1.309 orang hilang, 4.612 korban luka-luka dan 223.751 warga mengungsi di 122 titik.

BNPB menyatakan banyak bangunan dan infrastruktur yang hancur akibat bencana tersebut. Kerusakan meliputi 68.451 unit rumah, 327 unit rumah ibadah, 265 unit sekolah, perkantoran 78 unit, toko 362 unit, jalan 168 titik retak, jembatan tujuh unit dan sebagainya.

BACA JUGA: Sudah Puluhan Kantong Jenazah Dibuka, Mencari Dua Anaknya

"Data tersebut adalah data sementara, yang akan bertambah seiring pendataan yang terus dilakukan," jelasnya.

Sutopo menyatakan Tim Rehabilitasi dan Rekonstruksi BNPB terus melakukan pendataan dan kaji cepat untuk menghitung dampak bencana. Hasil perhitungan sementara terhadap kerugian dan kerusakan akibat bencana berdasarkan data per Sabtu (20/10), mencapai lebih dari Rp 13,82 triliun. "Diperkirakan dampak kerugian dan kerusakan akibat bencana ini akan bertambah, mengingat data yang digunakan adalah data sementara," ungkap Sutopo.

BACA JUGA: Bayi Tersangkut di Pohon 18 Jam, Kisah Ini Bikin Merinding

Menurut dia, dari Rp 13,82 triliun dampak ekonomi akibat bencana tersebut, kerugian mencapai Rp 1,99 triliun dan kerusakan mencapai Rp 11,83 triliun. Dampak kerugian dan kerusakan akibat bencana ini meliputi lima sektor pembangunan yaitu kerugian dan kerusakan di sektor permukiman mencapai Rp 7,95 triliun, infrastruktur Rp 701,8 miliar, ekonomi produktif Rp 1,66 triliun, sektor sosial Rp 3,13 triliun, dan lintas sektor mencapai Rp 378 miliar.

"Dampak kerugian dan kerusakan di sektor permukiman adalah paling besar karena luas dan masifnya dampak bencana," kata dia.

Menurut Sutopo, hampir sepanjang pantai di Teluk Palu bangunan rata dengan tanah dan rusak berat. Dia mengatakan terjangan tsunami dengan ketinggian antara 2,2 hingga 11,3 meter dengan landaan terjauh mencapai hampir 0,5 kilometer telah menghancurkan permukiman di sana.

"Begitu juga adanya amblesan dan pengangkatan permukiman di Balaroa. Likuifaksi yang menenggelamkan permukiman di Petobo, Jono Oge dan Sibalaya telah menyebabkan ribuan rumah hilang," ujarnya.

Berdasar sebaran wilayah, maka kerugian dan kerusakan di Kota Palu mencapai Rp 7,63 triliun, Kabupaten Sigi Rp 4,29 triliun, Donggala Rp 1,61 triliun dan Parigi Moutong mencapai Rp 393 miliar. Perhitungan kebutuhan untuk rehabilitasi dan rekonstruksi pascabencana belum dilakukan.

Diperkirakan untuk membangun kembali daerah terdampak bencana nantinya pada saat periode rehabilitasi dan rekonstruksi akan memerlukan anggaran lebih dari Rp 10 triliun Tentu ini bukan tugas yang mudah dan ringan, namun pemerintah dan pemerintah daerah akan siap membangun kembali nantinya.

“Tentu membangun yang lebih baik dan aman sesuai prinsip build back better and safer," tuntasnya.(boy/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Raisa si Balita 19 Bulan, Kehilangan Ayah, Kaki Diamputasi


Redaktur & Reporter : Boy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler