jpnn.com, SURABAYA - Tiga nama calon rektor (carek) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) keluar kemarin setelah Senat Akademik (SA) melakukan rapat tertutup. Kini tahapan akhir pemilihan rektor (pilrek) diserahkan kepada Majelis Wali Amanah (MWA) ITS.
Sebelumnya, ada 15 nama yang mendaftar bakal calon rektor (bacarek). Hasil e-voting oleh warga ITS menghasilkan lima nama. Mereka kemudian disaring oleh SA melalui voting untuk memilih tiga nama carek. "Sebelumnya, sudah ada rapat terbuka. Kemudian, hari ini (kemarin, Red) rapat tertutup untuk menentukan hasil tiga carek," kata Ketua SA Prof Priyo Suprobo.
Tiga nama carek dari hasil voting adalah Prof Mochamad Ashari, Prof Adi Soeprijanto, dan Bambang Pramujati PhD Mereka memperoleh suara lebih unggul daripada dua bacarek lainnya, yakni Dr Muhammad Badrus Zaman dan Adjie Pamungkas PhD.
Suprobo menyatakan, rapat tertutup SA dihadiri 80 anggota dari 84 anggota senat. Pemilihan tiga carek tersebut sejatinya ingin dilaksanakan dengan musyawarah mufakat. Namun, berdasar kesepakatan, seluruh anggota senat memilih melakukan pemungutan suara. "Setiap anggota senat berhak memilih tiga nama carek. Pilihan 1, 2, dan 3 memiliki bobot berbeda," ujarnya.
Hasil voting tertinggi diperoleh Prof Mochamad Ashari dengan skor 177, kemudian disusul Prof Adi Soeprijanto dengan skor 109, dan Bambang Pramujati PhD yang berskor 101. Meski begitu, hasil suara SA belum bisa menjadi penentu penetapan rektor definitif. Tiga nama carek tersebut akan diserahkan kepada MWA yang diketuai M. Nuh. "Pada 20 Desember nanti, MWA akan memilih rektor dari tiga nama carek rekomendasi senat akademik," ucapnya.
Suprobo menjelaskan, MWA terdiri atas 17 anggota. Yakni, Menristekdikti Mohammad Nasir, Gubernur Soekarwo, Rektor ITS Prof Joni Hermana, ketua SA, wakil rektor ITS (6 orang), wakil masyarakat (4 orang), wakil alumni, wakil mahasiswa, dan wakil tenaga pendidikan. "Semua keputusan di tangan MWA," katanya.
Proses pilrek oleh MWA akan dilakukan secara musyawarah mufakat. Namun, jika tidak ada kata mufakat, akan dilakukan voting. Dalam voting tersebut, suara dari Menristekdikti 35 persen dan anggota MWA lainnya 65 persen. "Itu sudah diatur dalam permenristekdikti," jelasnya.
Pelaksanaan pilrek ITS tahun ini berbeda dengan sebelumnya. Tahun ini, untuk kali pertama, ITS menggelar pilrek dalam status perguruan tinggi negeri berbadan hukum (PTN BH). Sebelumnya, pilrek ditentukan melalui hasil SA dan Menristekdikti. Kini pilrek ditetapkan oleh MWA yang di dalamnya ada Menristekdikti. ''Nanti yang melakukan pelantikan bukan Menristekdikti, tetapi Ketua MWA M. Nuh,'' tuturnya.
Salah seorang carek, M. Ashari, mengungkapkan bahwa menjadi rektor merupakan tugas tambahan dosen yang harus menjalankan tridarma perguruan tinggi. Visi dan misi sudah ditentukan. Dalam menjalankan tugas, rektor tinggal mencari cara mencapai visi dan misi yang telah disusun agar ITS lebih baik lagi. "Tugas tambahan sebagai rektor itu memiliki tanggung jawab yang besar," ujarnya.
Rektor definitif yang terpilih akan dilantik pada April mendatang seiring dengan habisnya masa jabatan Prof Joni Hermana pada 13 April 2019. Penggantinya bertugas untuk masa periode 2019-2023. (ayu/c20/ayi)
BACA JUGA: Mau Lanjut Studi, Ini Tip dari Tasya
BACA ARTIKEL LAINNYA... Risma Sebut Jumlah Siswa Berprestasi di Surabaya Meningkat
Redaktur : Tim Redaksi