jpnn.com - JAKARTA - Joko Widodo (Jokowi)-Jusuf Kalla (JK) dilantik sebagai Presiden dan Wakil Presiden Indonesia, Senin (20/10. Setelah dilantik, Jokowi-JK harus fokus membentuk birokrasi yang bisa bekerja produktif sehingga mereka mampu memenuhi janji-janji yang disampaikan pada saat kampanye.
Pengamat politik dari Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah, Gun Gun Heryanto, mengatakan, pembentukan kabinet menjadi pertaruhan yang
sangat menentukan bagi Jokowi-JK. Publik berharap Jokowi bisa menghadirkan kabinet berbasis meritokrasi yaitu dengan cara menempatkan sosok di kabinet berdasarkan kemampuan.
BACA JUGA: SBY: Selamat Bertugas Bapak Presiden
"Sederet sosok di kabinet Jokowi-JK akan menjadi impresi awal dari publik terhadap Jokowi. Ini pertaruhan menjaga public trust (kepercayaan publik) karena sejatinya di situlah basis kekuataan Jokowi-JK," kata Gun kepada JPNN, Senin (20/10).
Menurut Gun, apabila wajah kabinet lebih menggambarkan pragmatisme politik melalui akomodasi politik yang berlebihan, hal itu bisa saja menimbulkan kekecewaan publik. "Jokowi-JK harus serius mengubah wajah birokrasinya dari oligarki partai politik ke meritokrasi," ujarnya.
BACA JUGA: Kejagung Libas Buron Pemalsuan Merek
Pertaruhan berikutnya, sambung Gun, adalah merealisasikan program jangka pendek dan menengah yang kerap dijadikan ukuran untuk menilai pemerintahan Jokowi melaju ke arah yang tepat atau tidak.
Misalnya saja, seberapa cepat Jokowi merealisasikan program pro rakyat yang sudah disampaikannya pada saat kampanye seperti isu kesehatan, pendidikan, dan kesejahteraan masyarakat.
BACA JUGA: Pidato Jokowi Tak Menyebut Keberhasilan SBY-Boediono
"Terkadang masyarakat tak cukup memiliki kesabaran dalam menilai seperti apa pemerintahan Jokowi-JK merealisasikan program jangka panjangnya. Oleh karenanya, beragam program jangka pendek dan menengah menjadi pertaruhan menentukan," tandasnya. (gil/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Dapat Penghormatan Terakhir, SBY dan Ani Menangis
Redaktur : Tim Redaksi