jpnn.com - JAKARTA - Muhammad Halim, kuasa hukum Sekjen The Jakmania Febrianto, kembali mendatangi Mapolda Metro Jaya pada Rabu (21/10) siang. Halim datang didampingi Ketua Umum (Ketum) The Jakmania Richard Achmad.
Halim mengatakan, kedatangannya ini ingin melihat kondisi Febrianto sekaligus mempertanyakan kepada Polda Metro perihal permohonan penangguhan penahanan kliennya.
BACA JUGA: Kang Emil: Oknum Bobotoh Nyolong Motor karena...
"Saat ini Febri baik-baik saya, kami juga masih menunggu keputusan Polda soal pengajuan penangguhan bagi klien kami. Karena kan, sampai sekarang pihak Polda belum memberikan jawaban," ujarnya kepada wartawan, Rabu, (21/10)
Halim juga memberitahukan bahwa Febrianto membuat surat tertulis yang didalamnya berisi permintaan maaf bagi seluruh warga Jakarta.
BACA JUGA: Ternyata, Anggota Komplotan Penculik Mahasiswi UI Masih Kerabat Korban
Berikut ini adalah kutipan surat permohonan maaf yang dibuat Febrianto kepada seluruh masyarakat Jakarta.
Saya ingin menyampaikan perkenankanlah saya Febrianto, Sekertaris Jendral Jak Mania untuk memberikan keterangan terkait dengan insiden Piala Presiden dan proses hukum yang saya hadapi.
BACA JUGA: Dasar Bobotoh Nekat, Bukannya Pulang, Malah Curi Motor di Jakarta
Saya ingin menyampaikan permohonan maaf sebesar-besarnya kepada keluarga saya, keluarga besar Jakmania atas proses hukum yang saya hadapi yang membuat ketidaknyamanan atau hal-hal lain yang menyusahkan selama proses hukum berlangsung.
Saya juga ingin meminta maaf sebesar-besarnya kepada publik Jakarta, Bapak Kapolda dan jajaran Polda Metro Jaya, Gubernur DKI Jakarta dan bagi siapapun yang merasakan ketidaknyamanan dan keresahan atas twit-twit saya yang dianggap melakukan provokasi.
Adapun terkait dengan pernyataan saya di twitter, saya dapat sampaikan klarifikasi sebagai berikut:
1. Pernyataan saya terkait dengan tolak Persib adalah merupakan bentuk kontribusi dan kritikan saya untuk suksesnya pelaksanaan Piala Presiden 2015. Pada saat itu, saya melihat penolakan yang besar dari elemen Jakmania terhadap pelaksanaan Piala Presiden 2015 di Jakarta, khususnya keberadaan Persib di Jakarta. Sehingga, saya berinisiatif untuk mengingatkan betapa tidak kondusifnya jika pelaksanaan Piala Presiden 2015 di Jakarta.
2. Saya mengakui bahwa beberapa pernyataan saya dapat menimbulkan persepsi provokatif, hal itu merupakan kekhilafan saya karena tidak menyadari posisi saya sebagai Sekjen Jakmania dan sensitifitas isu yang saya twitkan. Namun demikian, pernyataan saya di twit yang dapat dipersepsikan provokatif merupakan reaksi terhadap beberapa mention yang masuk ke saya, sehingga terjadi saling balas membalasa (twit war). Jika ada pernyataan keras, hal tersebut merupakan emosi sesaat dan bukan merupakan pernyataan sungguhan yang berasal dari dalam hati saya.
3. Merupakan hal paling penting, saya adalah Bandung dan Bandung adalah saya. Bandung adalah rumah kedua saya, selama kurang lebih 10 tahun saya hidup, belajar dan membina hubungan dengan banyak komunitas di Bandung. Banyak kawan-kawan saya adalah pendukung Persib, saya tidak mungkin dan tidak ada dalam lubuk hati saya untuk mengobarkan kebencian kepada Bandung ataupun Persib. (Mg4/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Penculikan Mahasiswi UI: Adik Gagal, Si Kakak Pun Jadi
Redaktur : Tim Redaksi