jpnn.com, BOGOR - Pemerintah telah merumuskan sejumlah langkah yang segera ditempuh mengantisipasi fenomena perang dagang antara negara-negara raksasa ekonomi, dalam rapat internal kabinet di Istana Bogor, Jawa Barat pada Senin (9/7).
Beberapa jurus juga telah dipersiapkan pemerintah memperkuat perekonomian di dalam negeri agar memberikan kenyamanan bagi investor dan pelaku usaha.
BACA JUGA: Indonesia Harus Siap Ancaman Perang Dagang Donald Trump
"Pokok bahasan utamanya adalah bagaimana kita memperkuat ekonomi nasional. Juga memberi ketentraman kepada industri nasional atau para pengusaha agar iklim investasi bisa dijaga," kata Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto, saat konferensi pers usai rapat tersebut.
Beberapa catatan yang diperoleh dari forum itu di antaranya bagaimana meningatkan ekspor dan melakukan optimalisasi terhadap impor. Selain itu, mengembangkan subtitusi impor agar perekonomi semakin kuat.
BACA JUGA: PSI: Untung Jokowi Tak Berkiblat ke AS
"Jadi beberapa hal yang menjadi catatan, tentunya bapak presiden sudah menyampaikan kita melakukan optimaliasi full fiskal. Jadi itu baik berbentuk bea keluar, bea masuk, maupun harmonisasi daripada bea masuk itu sendiri, agar industri punya daya saing dan mampu melakukan ekspor," tutur Airlangga.
Di sisi lain, menjamin ketersediaan bahan baku, dan memberikan berbagai insentif agar ekspor bisa ditingkatkan. Hal serupa juga dilakukan pada sektor investasi, misalnya dengan melakukan relokasi pabrik dari industri yang sudah padat karya dari wilayah Jawa Barat ke wilayah lain seperti Jawa Tengah.
BACA JUGA: Perang Itu Dimulai Besok Pagi
"Pemerintah juga akan memberikan insentif bagi pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UKM)," tukas Airlangga yang ketika itu didampingi Kepala BKPM Thomas Trikasih Lembong.
Menteri yang juga Ketua Umum Partai Golkar itu menambahkan, hal yang disampaikan presiden di rapat itu adalah terkait penggunaan biodiesel 20% (B20) sedang dikaji untuk ditingkatkan ke biodiesel 30% (B30).
"Itu akan meningkatkan konsumsi dari biodesel sebesar 500 ribu ton per tahun. Ini yang diminta Bapak Presiden dibuatkan kajiannya," jelas dia.
Antisipasi selanjutnya dalah memaksimalkan sektor pariwisata dengan pengembangan airport dan low cost carrier (LCC), agar industri wisata lebih bergairah. (fat/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pesan Presiden World Bank bagi Jokowi: Waspada Perang Dagang
Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam