Ini Kata KNKT soal Kecelakaan Bus Pariwisata di Bantul yang Menewaskan 13 Orang

Selasa, 08 Februari 2022 – 20:42 WIB
Kantor PO GA Trans di Jalan Raya Solo-Purwodadi KM 6, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah. ANTARA/Aris Wasita

jpnn.com, SOLO - Penyebab insiden kecelakaan bus pariwisata PO GA Trans di Bukit Bego, Bantul, Yogyakarta, yang menewaskan 13 penumpangnya pada Minggu (6/2) masih dalam penyelidikan petugas.

Komisi Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) selama dua hari ini melakukan investigasi kecelakaan bus pariwisata di Bantul.

BACA JUGA: Innalillahi, 13 Korban Tewas Kecelakaan Bus Pariwisata Asal Sukoharjo

"Ada beberapa hal yang kami lakukan, saya coba ikuti rute yang dilakukan mulai tebing Breksi, Heha Skyview, hingga Bukit Bego. Jalan itu memang kurang aman untuk dilalui bus besar, baik lebar maupun elemen vertikalnya," kata Pelaksana Tugas Kepala Subkomite Moda Investigasi Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (LLAJ) KNKT Ahmad Wildan di Solo, Selasa.

Terkait dengan hal itu, pihaknya akan mendiskusikan dengan pihak Bina Marga Provinsi DIY dan Dinas Perhubungan Yogyakarta.

BACA JUGA: Ibu Guru Dibunuh Saat Siswa Berada di Kelas

"Apa yang sebaiknya dilakukan dengan destinasi wisata di sepanjang jalan ini. Di sini kami belum menyimpulkan apa pun. Namun, ada beberapa temuan di lapangan," katanya.

Dia mengatakan bahwa pihaknya sudah melakukan pemeriksaan pada kendaraan yang mengalami kecelakaan tersebut.

BACA JUGA: Warga Surabaya Ada yang Kenal 3 Orang Sontoloyo Ini? Perhatikan Wajahnya

"Yang pertama kami periksa sistem rank, sambungan, air house, tabung angin tidak ada masalah, tidak ada kebocoran, semua sistem bekerja dengan baik. Secara fungsional (kendaraan tersebut) bisa mengerem, kami periksa roda semua juga dalam kondisi bagus, alurnya memenuhi syarat, termasuk gap kampas dengan tromol dan ambang batas masih normal," katanya.

Pada kasus tersebut, menurut dia, terjadi masalah kegagalan pengereman. Menurut keterangan yang diperoleh dari saksi, pembantu pengemudi, dikatakan bahwa pengemudi gunakan gigi tiga pada saat jalan turun.

"Hingga kendaraan meluncur dengan cepat. Di sana 'kan, banyak tikungan sehingga pengemudi mengerem berkali-kali. Ini juga sesuai dengan keterangan kendaraan di belakangnya, dikatakan bahwa lampu rem belakang nyala terus tetapi bus masih melaju dengan cepat, artinya saat turun bus melakukan pengereman panjang," katanya.

Selanjutnya, saat mendekati titik jatuh, saksi melihat pengemudi kesulitan mengerem sehingga pengemudi memutuskan memindahkan gigi dari tiga ke dua.

"Itu tidak mungkin terjadi, pasti akan masuk ke gigi netral. Tidak ada otomotif mana pun ketika kecepatan tinggi pindah gigi tiga ke dua, empat ke tiga. Jadi, pindah ke dua gagal, akhirnya netral. Panik, dia enggak sempat tarik hand break sehingga membentur," katanya.

Hal itu, lanjut dia, sesuai dengan temuan di lapangan bahwa hand break atau rem tangan dalam kondisi tidak tertarik.

"Waktu saya tanya mereka (saksi), iya. Kenapa tidak ditarik, mungkin panik karena pengemudi sudah meninggal," katanya.

Sementara itu, hingga saat ini investigasi terus dilakukan, termasuk koordinasi dengan pihak terkait.

Terkait dengan PO GA Trans, Kepala Dinas Perhubungan Kota Surakarta Hari Prihatno mengatakan bahwa bus pariwisata GA Trans lolos uji kir pada tanggal 16 November 2021 yang masa berakhirnya pada tanggal 16 Mei 2022.

"Hasil uji kir yang kami lakukan laik jalan, hasilnya bagus. Artinya sudah sesuai prosedur, lolos semua," katanya. (antara/jpnn)


Redaktur & Reporter : Rah Mahatma Sakti

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler