Ini Kata Peneliti soal Bahaya Cerutu

Senin, 24 November 2014 – 20:38 WIB
Ini kata peneliti soal bahaya mengisap cerutu. Foto: istimewa

jpnn.com - MUNGKIN sebagian besar perokok percaya, dengan menggunakan medium pipa rokok atau beralih mengkonsumsi cerutu, dapat mengamankan paru-paru mereka dari penyakit. Sayangnya, keyakinan itu tidak sepenuhnya benar.

Pasalnya, meski kadar nikotin dalam darah tidak sebanyak perokok biasa namun tidak mengurangi dampak negatifnya terhadap kesehatan paru-paru.

BACA JUGA: Anda Sering Nyeri Punggung? Ini Penyebabnya

Bahkan, penelitian menemukan bahwa perokok cerutu memiliki kadar zat beracun lebih banyak di dalam tubuh mereka dibandingkan non-perokok. Mereka juga memiliki konsentrasi karsinogen tertentu pada tingkat yang sama dengan perokok biasa.

"Cerutu mengakibatkan pengguna beresiko sama, yakni terkena kanker paru-paru dan kanker lainnya yang diakibatkan oleh nikotin," kata seorang ahli epidemiologi dari Office of Science di Food and Drug Administration (FDA), Dr. Jiping Chen, seperti dikutip dari Fox News, Senin (24/11).

BACA JUGA: Kalung Edgy Dongkrak Percaya Diri

Menurut National Cancer Institute, bagian dari National Institutes of Health (NIH), cerutu menyebabkan kanker rongga mulut, serta kanker laring, esofagus dan paru-paru. Untuk setiap gram tembakau, ada penyebab kanker lainnya tar di cerutu dari pada rokok.

Namun, lembaga ini mencatat bahwa perokok cerutu berada pada risiko lebih rendah menderita penyakit-penyakit seperti kanker paru-paru dan penyakit jantung daripada perokok nikotin.

BACA JUGA: Desain Abstrak dalam Balutan Linen

Karena jumlah perokok cerutu dua kali lipat antara tahun 2000 dan 2011, tim Dr. Chen memutuskan untuk mengeksplorasi betapa cerutu yang merugikan kesehatan manusia.

Penulis penelitian menggunakan data National Health Nutrition and Examination Survey (NHANES) dari tahun 1999 hingga tahun 2012 untuk meneliti peserta studi yang menunjukkan paparan tembakau pada tubuh mereka.

Analisis peneliti menunjukkan bahwa dibandingkan dengan non-perokok, perokok cerutu memiliki konsentrasi yang lebih tinggi dari cotinine dan kadmium dalam darah mereka dan 1-butanol (NNAL) dalam urin mereka.

Cotinine diproduksi setelah nikotin masuk ke dalam tubuh, dan ilmuwan menganggap senyawa pengukuran paling dapat diandalkan dari paparan tembakau. Kadmium telah dikaitkan dengan penyakit seperti penyakit ginjal, peradangan dan penyakit pernafasan, sedangkan NNAL merupakan karsinogen kuat.

Konsentrasi karsinogen meningkat jika perokok cerutu memiliki sejarah rokok merokok, kelompok ini memiliki cotinine dan NNAL konsentrasi yang lebih tinggi daripada mereka yang tidak pernah merokok. 

Para peneliti juga melihat bahwa mereka yang merokok cerutu setiap hari memiliki konsentrasi NNAL dalam urin mereka mirip dengan pengguna rokok setiap hari.

"Hasil kami konsisten dengan bukti epidemiologi menunjukkan bahwa merokok cerutu sebagai penyebab penyakit dan kematian dini," tulis para peneliti. (fny/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Abadikan Momen Kehamilan dalam Foto


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler