Ini Kesaksian Mahasiswa yang Sempat Hilang di Jalur Maut Gede Pangrango

Rabu, 07 Desember 2016 – 07:02 WIB
Evakuasi jenazah Edward dari Gunung Gede Pangrango. Foto: radar bogor

jpnn.com - BOGOR - Teriakan minta tolong memecah kesunyian pagi buta di Kampung Gunung Mas, Desa Tugu Selatan, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor, Selasa (6/12) dini hari, sekitar pukul 02.00, 

Dengan napas terengah-engah, Nico Anugerah (19) dan Mudiansyah (19), mengetuk berulang kali pintu rumah warga. 

BACA JUGA: Ihirrr..Kakek 70 Tahun Ikut Nikah Massal

Enday (29), si empunya rumah, terbangun dari tidurnya dan menemui kedua mahasiswa asal Jakarta itu.

"Pak tolong teman saya pak, tolong teman saya pak," ucap panik kedua pemuda itu kepada Enday yang masih menyeka matanya.

BACA JUGA: Serpihan Pesawat Nahas Polri Dipindahkan ke Polda Kepri

Mendengar gaduh, tetangga Enday pun keluar rumah. Mereka menyambangi Nico dan Mudiansyah yang terduduk lemas di teras rumah. 

"Tenang heula. Aya naon ieu jang. Ada apa," ucap Enday sembari menyodorkan air minum.

BACA JUGA: Tim SAR Tambah Penyelam Sisir Sektor Pencarian Korban Pesawat Jatuh

Sedikit tenang, nico pun bercerita. Ada 15 kawannya tersesat di tengah hutan Gunung Gede Pangrango.

Satu di antaranya dalam kondisi tak bernyawa.

"Teman saya meninggal pak, di atas, tolong pak," ucapnya sembari menangis.

Nico dan Mudiansyah adalah dua dari 17 pendaki asal kampus Bina Nusantara, Jakarta. 

Mereka nekat mendaki Gunung Gede Pangrango melintasi jalur ilegal Gunung Mas. Jalur ini dikenal para pendaki sebagai jalur pengantar nyawa.

“Kami ada 17 orang. Naik Senin (5/12) jam 12.00. Kami lewat Gunung Mas. Nggak laporan dulu. Awalnya nggak ada masalah. Sampai di bukit Joglo, semua berubah. Teman saya hipotermia, menggigil," aku Nico, saat ditemui Radar Bogor di RSPG Cisarua, Selasa (6/12).

Satu pendaki yang tewas itu adalah Edward (19). Menurut nico, kondisi tubuh Edward terus melemah dan seketika tak sadarkan diri. 

Edward akhirnya menemui ajal di bukit Joglo, Senin (5/12), sekitar pukul 19.30 WIB.

"Saat itu sudah tidak sadarkan diri. Saya sama Mudiansyah turun mencari bantuan," imbuhnya tak henti menitikan air mata. (all/rp1/d/dil/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Pusat Pangkas Ratusan Miliar APBD Batam


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler