jpnn.com - JAKARTA - Direktur Navigasi Udara, Ditjen Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan, M Nasir menjelaskan kronologis hilangnya pesawat AirAsia QZ8501 tujuan Surabaya-Singapura yang hilang kontak pada Minggu (28/12) pagi.
Nasir mengatakan, pesawat naas tersebut terbang sesuai jadwal, yakni pukul 05.36 WIB dari Surabaya menuju Singapura dengan ketinggian 32 ribu kaki. Saat mengudara, pesawat mengikuti jalur penerbangan M635 dan sempat melakukan kontak dengan Air Traffic Control (ATC) Jakarta pada pukul 06.12 WIB pada FL 32.000 frequensi 125,7 MHz, dan meminta izin belok ke kiri untuk menghindari cuaca buruk dan ATC Jakarta mengizinkan.
BACA JUGA: Jenazah Berpelampung Sudah Membengkak
"Pilot sempat meminta izin untuk naik ke ketinggian 38 ribu, namun belum diizinkan oleh ATC Jakarta karena terlebih dahulu harus berkoordinasi dengan Makassar dan juga Singapura untuk mengetahui lalu lintas pada 38 ribu kaki dari Singapura, untuk menjamin keselamatan penerbangan," ujar Nasir di Kantor Kementerian Perhubungan, Jakarta, Selasa (30/12).
Menurut Nasir, pihak ATC Jakarta meminta kepada pilot untuk standby terkait permintaannya untuk naik ketinggian. "Pilot diminta untuk standby di level existing (32 ribu kaki-red) sambil menunggu koordinasi dengan ATS (Air Traffic System) di sekitarnya, karena ATC memerlukan waktu scanning pesawat yang ada di sekitar QZ8501 dan menerapkan standar separasi," paparnya.
BACA JUGA: Basarnas: 95 Persen AirAsia QZ8501 Sudah Ditemukan
Kemudian, pada pukul 06.14 WIB, pihak ATC Jakarta menyatakan kembali agar pilot QZ8501 standby di level existing karena terdapat pesawat Garuda GA 500 dengan ketinggian 35 kaki, yang akan memotong jalur M-635 pada level tersebut. Bahkan saat dipanggil beberapa kali, pilot AirAsia tidak menjawab, pun saat meminta tolong pada Garuda untuk melakukan panggilan, hasilnya juga nihil.
"ATC Jakarta memanggil hingga 8 kali, tetapi tidak ada jawaban. Bahkan ATC meminta relai kepada Garuda GA 500 yang berada di sekitar untuk memanggil QZ8501, namun tidak juga ada jawaban. Sejak saat itulah ATC Jakarta kemudian menghubungi Basarnas," beber dia. (chi/jpnn)
BACA JUGA: Bayangan Badan Pesawat Ditemukan
BACA ARTIKEL LAINNYA... Lagi, Polri akan Tenggelamkan Kapal Pencuri Ikan
Redaktur : Tim Redaksi