JAKARTA - Pramugari Sriwijaya Air, Nur Febryani menceritakan kronologis pemukulan yang dilakukan oleh Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Daerah Bangka Belitung (BKPMD Babel), Zakaria Umar Hadi.
Kejadian itu berawal saat teman-teman Febryani di Sriwijaya bersama rekan-rekannya proses boarding. Saat itu Zakaria duduk di kursi 12 E dekat dengan emergency exit.
"Saat itu briefing emergency , teman saya sempat menegur agar dia mematikan telepon. Tapi dia berkata agak keras dengan teman saya dan tidak mau mematikan telephone," ujar Febryani di kediamannya, Jalan Kemang Utara, Jakarta, Jumat (7/6).
Saat pintu ditutup, crew memperingatkan kembali melalui pengeras suara untuk mematikan telepon genggam. Beberapa penumpang yang tadinya masih menyalakan hp, kemudian mematikan hp miliknya.
Berbeda dengan penumpang lain yang mengikuti perintah mematikan handphone dan tidak protes, Zakaria bersikap lain.
"Tapi dia bersuara keras dengan mengatakan hp ini sudah dimatikan dan dengan wajah penuh emosi," crita Febry.
Mengetahui reaksi Zakaria yang marah, Febryani langsung meminta maaf, namun dia malah melihat balik dengan wajah penuh emosi. Singkat cerita, pesawat dengan nomor penerbangan SJ 078 take off ke Pangkal Pinang, Febryani pun melakukan cek kabin sebelum landing atau mendarat, sekitar pukul 19.30 WIB.
"Saya melempar senyum kepada beliau. Saya fikir sudah tidak apa-apa. Bapak itu turun belakangan dan dia mendatangi saya sambil marah-marah dan mengatakan "Jangan kasar kamu, lain kali sopan"," ujar Febry meniru ucapan Zakaria.
Mendengar ucapan itu, Febryani sangat kaget dan saat itulah kejadian pemukulan itu terjadi.
"Saya kaget tiba-tiba dia memukul pipi saya, saya berusaha menjauh dan berusaha telepon kapten, dia malah sempat tahan dan dorong saya. Kemudian, dia pukul saya lagi lebih kencang ke arah telinga. Saat itu, telinga saya berdengung," kisahnya.
Posisi telepon di dalam pesawat dengan Febryani saat itu berkisar 1-2 meter saja. Setelah ditampar, Febryani lantas langsung menghampiri Kapten Erwin B, sebagai penanggung jawab crew penerbangan saat itu.
"Saya bilang, kapten saya ditampar. Kemudian kapten keluar dan mengejar penumpang itu untuk menangkap bapak itu," tutur Febryani.
Setelah itu, Febryani mengaku tidak tahu apa yang terjadi selanjutnya, karena dirinya langsung menghampiri kapten untuk mendokumentasikan bekas luka yang dilakukan Zakaria.
Namun dari kejauhan, Febryani sempat mendengar suara Zakaria yang masih tidak terima sambil marah-marah.
"Bapak itu masih marah-marah dan sempat dilerai tapi masih marah juga. Dia sempat teriak sambil bilang, "saya penumpang dan raja, saya beli tiket pakai uang"," pungkas Febryani.
Untuk mempertanggungjawabkan tindakannya, saat ini Zakaria resmi ditahan aparat Polsek Pangkalan Baru dan sudah dijadikan tersangka. (chi/jpnn)
Kejadian itu berawal saat teman-teman Febryani di Sriwijaya bersama rekan-rekannya proses boarding. Saat itu Zakaria duduk di kursi 12 E dekat dengan emergency exit.
"Saat itu briefing emergency , teman saya sempat menegur agar dia mematikan telepon. Tapi dia berkata agak keras dengan teman saya dan tidak mau mematikan telephone," ujar Febryani di kediamannya, Jalan Kemang Utara, Jakarta, Jumat (7/6).
Saat pintu ditutup, crew memperingatkan kembali melalui pengeras suara untuk mematikan telepon genggam. Beberapa penumpang yang tadinya masih menyalakan hp, kemudian mematikan hp miliknya.
Berbeda dengan penumpang lain yang mengikuti perintah mematikan handphone dan tidak protes, Zakaria bersikap lain.
"Tapi dia bersuara keras dengan mengatakan hp ini sudah dimatikan dan dengan wajah penuh emosi," crita Febry.
Mengetahui reaksi Zakaria yang marah, Febryani langsung meminta maaf, namun dia malah melihat balik dengan wajah penuh emosi. Singkat cerita, pesawat dengan nomor penerbangan SJ 078 take off ke Pangkal Pinang, Febryani pun melakukan cek kabin sebelum landing atau mendarat, sekitar pukul 19.30 WIB.
"Saya melempar senyum kepada beliau. Saya fikir sudah tidak apa-apa. Bapak itu turun belakangan dan dia mendatangi saya sambil marah-marah dan mengatakan "Jangan kasar kamu, lain kali sopan"," ujar Febry meniru ucapan Zakaria.
Mendengar ucapan itu, Febryani sangat kaget dan saat itulah kejadian pemukulan itu terjadi.
"Saya kaget tiba-tiba dia memukul pipi saya, saya berusaha menjauh dan berusaha telepon kapten, dia malah sempat tahan dan dorong saya. Kemudian, dia pukul saya lagi lebih kencang ke arah telinga. Saat itu, telinga saya berdengung," kisahnya.
Posisi telepon di dalam pesawat dengan Febryani saat itu berkisar 1-2 meter saja. Setelah ditampar, Febryani lantas langsung menghampiri Kapten Erwin B, sebagai penanggung jawab crew penerbangan saat itu.
"Saya bilang, kapten saya ditampar. Kemudian kapten keluar dan mengejar penumpang itu untuk menangkap bapak itu," tutur Febryani.
Setelah itu, Febryani mengaku tidak tahu apa yang terjadi selanjutnya, karena dirinya langsung menghampiri kapten untuk mendokumentasikan bekas luka yang dilakukan Zakaria.
Namun dari kejauhan, Febryani sempat mendengar suara Zakaria yang masih tidak terima sambil marah-marah.
"Bapak itu masih marah-marah dan sempat dilerai tapi masih marah juga. Dia sempat teriak sambil bilang, "saya penumpang dan raja, saya beli tiket pakai uang"," pungkas Febryani.
Untuk mempertanggungjawabkan tindakannya, saat ini Zakaria resmi ditahan aparat Polsek Pangkalan Baru dan sudah dijadikan tersangka. (chi/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Hasyim Muzadi Minta KPK Tangani Politik Uang di Pilkada
Redaktur : Tim Redaksi