jpnn.com, JAKARTA - Festival musik, Jazz Gunung kembali digelar tahun ini. Setelah bergulir selama 10 tahun, kini acara yang mengusung indahnya semilir jazz dan merdunya kawasan pegunungan itu diadakan pada 27, 28 dan 29 Juli 2018 di panggung amfiteater terbuka yang terletak di Jiwa Jawa Resort Bromo, Sukapura, Probolinggo, Jawa Timur.
Selama sepuluh tahun terakhir, Jazz Gunung telah menjadi sebuah pengalaman yang luar biasa autentik dari para penonton. Perpaduan antara menyaksikan musisi-musisi kampiun beraksi sembari menikmati kesejukan serta dahsyatnya pemandangan alam pegununungan sangat sulit untuk dicari tandingannya dengan festival musik di berbagai belahan dunia lain.
BACA JUGA: Endah N Rhesa Perdana Tampil di Jazz Gunung
Baca juga: Endah N Rhesa Perdana Tampil di Jazz Gunung
Merayakan keragaman selalu menjadi salah satu ciri khas dari Jazz Gunung. Tidak hanya menyuguhkan genre musik jazz semata, tetapi juga world music, pop, funk, dub, reggae, soul, R&B hingga folk.
BACA JUGA: Jazz Gunung Bromo Dekatkan Penikmat Musik dengan Alam
Para musisi dan penonton yang hadir selama sembilan tahun terakhir pun berasal dari lintas generasi dan sangat beragam, datang dari berbagai latar belakang profesi, suku bangsa, ras, hingga agama.
Jazz Gunung sejatinya merupakan sebuah pertunjukan musik yang selalu menawarkan keakraban antara para musisi dengan para penontonnya. Sederet musisi kenamaan pun siap meramaikan acara.
BACA JUGA: Catat, Jazz Gunung Hadir Lagi pada 18-19 Agustus Nanti
Pada hari Pertama, Jazz Gunung akan menampilkan Kramat Ensemble Percussion, Tohpati Bertiga, Tropical Transit, Barry Likumahuwa, hingga Andre Hehanussa.
Sementara di hari kedua bakal tampil Ring of Fire Project besutan Djaduk Ferianto, Surabaya All Stars: Tribute to Bubi Chen, Bintang Indrianto - Soul of Bromo, dan Barasuara.
Persembahan berbeda bakal hadir pada hari ketiga dengan konsep Jazz Gunung Pagi-Pagi. Pada pukul 05:00 pagi para penonton akan dibangunkan dari tidurnya untuk menyambut matahari terbit sembari menyeruput kopi khas Bromo serta alunan musik live yang dimainkan oleh line-up istimewa, duo pasutri Endah N Rhesa, Bianglala Voices, trio pop vintage NonaRia hingga kelompok musik apik Bonita & the Hus Band.
Sementara, Jungle By Night, kelompok musik Afrobeat, jazz, funk nan keren asal Amsterdam, Belanda juga telah mengkonfirmasikan penampilan mereka untuk pertama kalinya di Indonesia hanya di Jazz Gunung 2018.
Insula yang merupakan trio musik kontemporer perrpaduan musik tradisional dan modern yang terinspirasi dari musik Al-Jazeera dan musik kebudayaan Martinik asal Perancis juga telah dipastikan akan memberikan penampilan terbaiknya di Jazz Gunung Bromo 2018.
"Setelah 10 tahun mendengar besarnya nama festival Jazz Gunung, akhirnya kami mendapatkan kesempatan tampil untuk pertama kalinya dengan format berdua. Bermain di sebuah festival di alam terbuka pasti akan ada getaran dan respons yang natural, spontan, serta interaksi langsung dengan penonton dan suasana alam sekitar," kata Endah Widiastuti dari Endah N Rhesa lewat keterangan yang diterima jpnn, Senin (2/7).
Keistimewaan Jazz Gunung 2018 tidak sampai di situ. Pada tahun ini pula penghargaan khusus Jazz Gunung Award akan dianugerahkan kepada mendiang maestro pianis jazz legendaris Bubi Chen.
Sebuah pementasan khusus yang didedikasikan kepada almarhum akan menampilkan beberapa musisi jazz asal kota Surabaya. Penghargaan yang sudah dilakukan sejak dua tahun lalu ini sebelumnya dianugerahkan kepada mendiang Ireng Maulana pada 2016 dan mendiang Jack Lesmana pada 2017. (mg3/jpnn)
Redaktur & Reporter : Dedi Yondra