jpnn.com - Mempunyai pola tidur dan bangun yang teratur serta dengan durasi cukup dipercaya bisa memberikan banyak manfaat bagi tubuh. Salah satu manfaat yang paling sering disebut adalah untuk metabolisme tubuh. Bahkan, salah satu penelitian yang dilakukan menemukan bahwa memiliki pola tidur yang baik dapat membantu menurunkan risiko terjadinya sindrom metabolik. Akan tetapi, apakah yang dimaksud dengan sindrom metabolik?
Apa itu sindrom metabolik?
Sindrom metabolik adalah sebuah kondisi kesehatan yang dapat meningkatkan risiko berkembangnya beberapa jenis penyakit, seperti diabetes melitus tipe 2, stroke, penyakit jantung, tekanan darah tinggi, obesitas, kadar kolesterol tinggi di kemudian hari dan beberapa penyakit kronis lainnya.
BACA JUGA: 6 Kiat Mengatasi Kurang Tidur untuk Ibu Baru
Terdapat beberapa faktor risiko atau kondisi kesehatan yang dapat meningkatkan risiko seseorang untuk mengalami sindrom metabolik tersebut. Berikut adalah lima di antaranya:
1. Memiliki lingkar pinggang lebih dari 102 cm pada laki-laki dan lebih dari 88 cm pada perempuan. Sebab, lingkar pinggang merupakan salah satu tanda dari obesitas sentral.Memiliki akumulasi lemak yang banyak di sekitar perut dapat berkaitan dengan risiko penyakit jantung yang lebih tinggi dibandingkan dengan memiliki akumulasi lemak di sekitar panggul atau bagian tubuh lain.
2. Memiliki kadar trigliserida darah lebih dari 150 mg/dL.
3. Memiliki kadar kolesterol high density lipoprotein (HDL) darah kurang dari 40 mg/dL pada laki-laki dan kurang dari 50 mg/dL pada perempuan. Kolesterol HDL adalah kolesterol baik yang membantu mencegah terjadinya pembentukan plak pada pembuluh darah arteri.
4. Memiliki tekanan darah lebih tinggi atau sama dengan 130/85 mmHg. Tekanan darah tinggi dapat menimbulkan penumpukan plak pada pembuluh darah arteri yang dapat merusak jantung.
5. Memiliki kadar gula darah puasa lebih besar atau sama dengan 100 mg/dL, atau sedang menjalani pengobatan untuk penyakit diabetes.
BACA JUGA: Ketindihan Saat Tidur? ini 5 Hal yang Sebenarnya Anda Rasakan
Kadar gula darah puasa yang mencapai 100 mg/dL bisa menjadi tanda awal diabetes. Selain itu, risiko penyakit jantung dan pembuluh darah lainnya juga dapat meningkat dengan adanya diabetes.
Kaitan sindrom metabolik dengan pola tidur yang rutin
Sebuah penelitian dilakukan untuk mencoba mengevaluasi kaitan antara pola tidur yang rutin dengan timbulnya faktor risiko sindrom metabolik. Penelitian ini dilakukan pada 2.003 orang yang berusia antara 45 hingga 84 tahun.
BACA JUGA: 5 Jenis Makanan ini Bisa Merusak Tidur Anda
Penelitian yang dilakukan dari tahun 2010 hingga 2013 tersebut meminta para subjek untuk menggunakan alat pengukur aktivitas selama satu minggu. Selain itu, para subjek juga diminta untuk mencatat aktivitas tidur mereka dan mengisi kuesioner mengenai gaya hidup, kebiasaan tidur, serta informasi kesehatan lainnya.
Kemudian, enam tahun setelahnya, para peneliti mengamati dan mencatat kelainan metabolik pada para subjek. Dari hasil penelitian itu, didapatkan bahwa yang memiliki variasi besar pada waktu tidur dan jumlah lama tidur memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami faktor risiko metabolik.
Ditemukan juga bahwa perbedaan setiap jam pada waktu tidur atau durasi tidur dapat meningkatan risiko sebesar 27 persen untuk mengalami faktor risiko metabolik tertentu.
Hal itu juga disetujui Susan Redline, salah satu dokter senior yang bekerja pada Divisi Tidur dan Penyakit Sirkadian di Rumah Sakit Wanita Brigham. Dia mengatakan bahwa membuat jadwal tidur yang rutin dapat memberikan efek yang menguntungkan dalam mencegah terjadinya sindrom metabolik.
Dapat disimpulkan bahwa salah satu pencegahan penyakit metabolik yang baik adalah dengan memastikan bahwa seseorang memiliki pola tidur yang teratur serta durasi tidur yang cukup. Menerapkan pola tidur yang rutin perlu dilakukan untuk menjaga metabolisme tubuh tetap berjalan optimal.(MS/RVS/klikdokter)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Waspada, ini 7 Jenis Makanan yang Dapat Memicu Kolesterol Tinggi
Redaktur & Reporter : Yessy