Ini Masalah Baru yang Bakal Muncul jika Diterapkan Lockdown

Selasa, 17 Maret 2020 – 13:30 WIB
Terminal peti kemas. Foto: Humas Bea Cukai

jpnn.com, JAKARTA - Mulai muncul desakan Presiden Jokowi menerapkan lockdown Indonesia, dengan alasan social distancing untuk menghadapi penyebaran virus Corona (COVID-19) kurang efektif.

Ekonom dari International Fund for Agricultural Development (IFAD) Dr James Adam, MSi mengatakan lockdown atau penutupan akses total di Indonesia bukan merupakan solusi tepat untuk mengantisipasi penyebaran COVID-19.

BACA JUGA: Menteri Tjahjo Kumolo: Ingat, Ini Harus Dipatuhi Seluruh PNS

“Apalagi waktu lockdown bisa berlangsung panjang karena belum dapat diprediksi kapan berakhirnya penyebaran virus ini,” kata James Adam kepada ANTARA di Kupang, Nusa Tenggara Timur, Selasa (17/3).

Menurutnya, kondisi Indonesia tidak bisa disamakan dengan negara lain yang sudah mnenerapkan lockdown.

BACA JUGA: Para Kepala Daerah dan PNS Wajib Simak Instruksi Tito Karnavian

"Kita tidak bisa disamakan dengan negara Italia, karena dampaknya akan besar jika waktu lockdown panjang, sebab kapan berakhirnya virus ini juga kita belum bisa prediksi," kata James Adam.

Jika Indonesia melakukan lockdown,lanjutnya, tentu akan berpengaruh terhadap ekonomi nasional, maupun daerah oleh karena semua aktivitas ekonomi tidak berjalan normal.

BACA JUGA: Sejak Awal Bertemu Iin, Adian Napitupulu Yakin Wanita Itu Akan jadi Istrinya

Bahkan jika tidak didukung dengan sistem yang baik, bisa-bisa terjadi rush terhadap bahan kebutuhan pokok, di mana penjual akan kehabisan stok barang akhirnya bisa muncul masalah baru.

"Mengapa? karena tingkat permintaan (demand) barang pasti meningkat, sedangkan jika supplay stop maka terjadi kelangkaan," katanya.

Kondisi ini bisa berdampak pada aspek yang lain misalnya pesawat, kapal, dan alat transportasi lainnya jika tidak beroperasi pasti distribusi akan terhenti.

"Aktivitas lain juga akan berhenti sebab tidak ada interaksi antarmanusia," katanya menjelaskan.

Karena itu, dia menyarankan kepada pemerintah agar jika ada kebijakan lockdown, hanya dikhususkan untuk daerah yang terkena dampak virus paling besar.

"Artinya mungkin baiknya, kalau ada kebijakan lockdown khusus untuk daerah yang terkena virus paling besar atau yang berpotensi akan terjadi penyebaran virus tersebut. Jadi tidak dilakukan secara menyeluruh karena bisa menimbulkan masalah baru," katanya.

Dia mengatakan, memang ini satu keputusan yang tidak mudah, tapi pemerintah diperkirakan juga tidak mungkin gegabah dalam pengambil kebijakan untuk melakukan lockdown.

Karena itu, dia menyarankan kepada pemerintah untuk mempertimbangkan secara matang, dan melakukan persiapan serta konsep yang tepat sebelum melakukan lockdown. (antara/jpnn)


Redaktur & Reporter : Soetomo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler