jpnn.com, SEMARANG - Momen Pemilu 2019 tak melulu persaingan perebutaan suara rakyat. Pesta demokrasi lima tahunan ini juga menjadi ajang kreativitas warga. Salah satunya dengan menghias tempat pemungutan suara (TPS).
Di Sambirejo, Gayamsari, Kota Semarang, TPS dirias layaknya panggung resepsi pernikahan.
BACA JUGA: Puluhan Warga di Jakarta Barat Diusir dari TPS, Ini Penyebabnya
Saat JawaPos.com mendatangi lokasi, terlihat sebuah tenda ukuran sedang, terpasang di Jalan Medoho Seruni RT 02 RW 04, Sambirejo, Gayamsari. Tertulis di bagian atasnya dengan jelas, ‘TPS 09’. Dan di bawahnya, para pemilih menanti giliran mereka dipanggil untuk mencoblos.
Memasuki bagian utama TPS, baru kelihatan jelas kalau tenda berdekorasi warna warni penuh kembang ini bukan dipasang untuk hajatan manten. Melainkan kegiatan pemungutan suara.
BACA JUGA: 5 Kiat Atasi Pusing dan Dehidrasi bagi Petugas Pemilu
(Bacalah: Setiap 30 Menit, Terdengar Peringatan dari Pengeras Suara di TPS Dekat Markas FPI)
Terlihat jelas ada empat kotak suara di bagian tengah, tepatnya di sisi panggung yang biasa digunakan untuk mempelai. Tapi tetap saja, dekorasi ala pesta pernikahan yang kelihatan kental di ruangan ini.
BACA JUGA: Ogah Dicurangi, Prabowo Tegaskan Pendukungnya Terbukti Taat Aturan
Atmaji, anggota KPPS TPS 09, mengatakan, ide mendekor tempat pemungutan suara ini menjadi layaknya seperti pesta pernikahan datang dari warga setempat.
“Kebetulan setiap satu bulan sekali ada pertemuan warga, nah di situ ada yang usul, yuk TPS nya dibuat yang agak unik. Dan waktu itu ada lagi yang usul di-setting seperti mantenan,” katanya saat dijumpai di lokasi.
Konsep pesta pernikahan ini pun diusung tak setengah-setengah. Karena, panitianya juga diwajibkan mengenakan pakaian adat. Seperti beskap dan kebaya. “Bahkan para pencoblosnya pakai batik. Di kami, yang masuk DPT ada 284 orang. KK-nya 1 RT ada 85,” sambungnya.
Acara pemungutan suara di Sambirejo ini sengaja dimulai lebih awal. Lantaran, ada jadwal lain yang mendahului. “Pagi tadi jam enam pagi, sebelum mulai kami upacara terlebih dahulu. Kemudian dilanjut makan bersama, ada soto, minuman, dan aneka snack. Kaya resepsi,” bebernya.
“Ini semua inisiatif dari warga masyarakat. Tanpa sedikit pun dapat biaya dari caleg-caleg. Saya selaku panitia tidak memperkenankan. Sepeser pun enggak ada,” tegas dia.
Sementara, Catur, 38, salah seorang warga pemilih di Sambirejo mengatakan, ide macam ini cukup menggugahnya untuk kemudian mau datang lebih awal ke TPS. “Yang tadinya malas-malasan, lihat ada tratak ini jadi tertatik. Datang pagi-pagi,” katanya didampingi sang istri.
Kehadiran TPS unik ini, diakuinya turut memancing antusiasme warga lainnya. Kata Catur, waktu Pilgub 2018 silam, pemilih yang berdatangan tak terlihat sebanyak sekarang.
“Dulu ada (dekorasi) tapi nggak semewah dan sehebat ini. Juga antrian nggak sepanjang ini. Ini kaya AFI atau Indonesian Idol aja. Saya datang jam 08.00 sekarang masih antri,” pungkasnya. (tunggul kumoro/jpc)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Bikin Senyum, Andre Taulany Coblos Pakai Tangan Robot
Redaktur : Tim Redaksi