Negara dengan Pertumbuhan Mobil Listrik Paling Menonjol, Indonesia?

Selasa, 22 Oktober 2019 – 11:56 WIB
Mobil listrik buatan lokal ikut meramaikan IEMS 2019. Foto: Ridha/JPNN

jpnn.com - Dalam laporan tahunan keenam Automotive Disruption Radar (ADR) Roland Berger, menunjukkan bahwa industri otomotif saat ini sudah sejalan dalam target emisi yang diharapkan.

Menurut peneliti ADR, indikator itu dilihat dari tren penjualan kendaraan bertenaga listrik yang terus tumbuh.

BACA JUGA: Soekarno-Hatta Jadi Bandara Pertama yang Punya Infrastruktur Pengisian Baterai Mobil Listrik

Dalam 12 bulan terakhir, penjualan mobil listrik meningkat siginifikan di Singapura (241 persen) dan Belanda (120 persen).

BACA JUGA: Mengecas Motor Listrik di Rumah dapat Diskon Khusus dari PLN

Berdasarkan survei ADR terhadap 16.000 konsumen di 17 negara, pangsa pasar kendaraan listrik dan plug-in hybrid masih hanya sekitar 5 persen di China, 2,5 persen di Jerman, dan 1,8 persen di Amerika Serikat.

"Perusahaan OEM di seluruh dunia telah meningkatkan kapasitas produksi kendaraan listrik, mengakuisisi supply baterai, dan menyiapkan rancangan untuk transformasi industri otomotif. Namun, infrastruktur untuk era kendaraan listrik masih belum tersedia," ujar Wolfgang Bernhart, partner dan pimpinan global konsultan strategi otomotif Roland Berger.

BACA JUGA: Akhirnya, Jaringan Listrik di Wamena Pulih Seluruhnya

Di sisi kesiapan infrastruktur kendaraan listrik sendiri, Belanda menjadi negara paling dominan dengan rata-rata 29,3 stasiun pengisian baterai listrik per 100 km. China hanya memiliki 8,3 per 100 km, Singapura 4,3, Jepang 3,0 dan Dubai 17,6.

Gerak perkembangan infrastruktur kendaraan listrik, disebutkan masih menjadi faktor utama bagi konsumen yang ingin berpindah dari kendaran konvensional ke kendaraan listrik modern.

Di mana, 80 persen generasi profesional muda berumur 18-29 tahun di Amerika dan China mengatakan mereka tertarik membeli mobil listrik.

"Semakin banyak kota di dunia dan area-area metropolitan yang menerapkan regulasi lalu lintas untuk mengurangi dampak lingkungan dan meningkatkan kualitas hidup. Konsumen sudah siap berganti ke kendaraan lain," lanjut Stefan Riederle, co-author dari laporan ADR.

 

Indonesia sendiri belum masuk dalam daftar negara dengan kesiapan infrastruktur kendaraan listrik dengan status baik.(mg8/jpnn)


Redaktur & Reporter : Rasyid Ridha

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler