Ini Penyebab Macet Bisa Bikin Anda Stres

Kamis, 20 Februari 2020 – 22:08 WIB
Ilustrasi kemacetan. Foto: Mesya/JPNN.com

jpnn.com - Pernah merasa stres karena terjebak macet di jalan? Hal ini mungkin sering terjadi pada Anda, apalagi jika tinggal di kota besar dengan padat kendaraan pada jam pergi dan pulang kantor. Bagi pekerja kantoran yang diburu waktu, tak bisa dipungkiri bahwa jalanan macet kerap memudahkan emosi meluap.

Lantas, bagaimana macet bisa mengakibatkan stres

BACA JUGA: Bagi Warga yang Mengeluh Jakarta Macet, Ini Jawaban dari Anies Baswedan

Stres karena macet, kok bisa?

Bagaimana rasanya ketika satu jam sudah Anda duduk diam menatap rangkaian kendaraan bermotor terhenti seperti parkir begitu saja di jalan. Pasrah, marah, atau kesal? 

BACA JUGA: 3 Buah Ini Bermanfaat Untuk Meredakan Stres

Kemacetan memang menyebabkan stres, kemarahan, dan kecemasan. Bukan saja Anda yang mengalaminya. Hal ini juga dialami pengendara lain yang berada di kanan kiri kendaraan Anda.

Menghabiskan berjam-jam di jalanan dapat menguras kesehatan dan kebahagiaan Anda. 

BACA JUGA: Warga Australia Berbagi Tips Mengatasi Stress

Asap kendaraan bermotor yang diketahui sebagai polutan juga turut memengaruhi kondisi kesehatan para pengemudi kendaraan bermotor. 

Menurut Environmental Protection Agency seperti yang dikatakan Web MD, rata-rata orang dewasa menghirup 3.400 galon udara setiap harinya. Bila kita berada di jalan setidaknya 2 jam sehari, kita pun menghirup polusi ratusan galon yang bisa meningkatkan risiko asma, emfisema, dan gangguan paru-paru lainnya.

Pada sebuah penelitian Annual Review of Public Health dikatakan bahwa faktor stres dari jalanan macet juga dipengaruhi oleh faktor internal manusia itu sendiri. Misalnya saja faktor stres, kelelahan, dan kewaspadaan.

Para peneliti beranggapan bahwa orang yang bekerja sebagai pengendara di jalan memiliki faktor aktivitas fisik yang berpengaruh terhadap tingkat kecelakaan di jalan. 

Salah satu cara yang ditawarkan para peneliti untuk mengurangi tingkat stres di jalan adalah dengan pengelolaan stres, meningkatkan aktivitas fisik, fasilitas tempat istirahat atau tidur, upaya untuk mengurangi kelelahan serta peningkatan kewaspadaan. 

Cara ini mampu mendukung aspek fisik dan psikologis di kalangan pengemudi profesional. Mungkin saja ini dapat dikaitkan dengan kita yang kerap terpapar kemacetan di jalanan.

Ketika berkendara, kita berada di bawah pengaruh emosi negatif

Tak sedikit pula orang melakukan multitasking dan melanggar aturan lalu lintas saat menyetir kendaraan. Misalnya, menerobos lampu merah, baca koran, membuka ponsel, makan sarapan, serta melakukan panggilan saat berkendara. Terkadang kesal melihat pengendara melakukan ini, tetapi mungkin saja kita salah satu dari mereka.

Ketika otak terdistraksi karena melakukan dua pekerjaan sekaligus, otomatis konsentrasi pun terpecah. Peneliti dari Carnegie Mellon University melakukan sebuah studi, bahwa pekerjaan multitasking dalam waktu yang sama mengurangi kemampuan otak untuk berkonsentrasi. Risiko terburuk dari pekerjaan multitasking adalah kecelakaan.

Apakah kemacetan menyebabkan stres? Bisa jadi aktivitas multitasking dan emosi di sekitar bisa menjadi pemicunya.

Sabar, masih ada jalan supaya tidak stres di jalan

Menurut Profesor Psikologi dari University of Hawaii, Leon James, PhD, mengatakan bahwa seseorang secara tak sadar dilingkupi oleh emosi negatif.

Menurutnya, menyetir merupakan aktivitas yang mana Anda dikelilingi ratusan orang dengan emosi negatif. Faktor tersebut yang dapat memicu stres ketika Anda terjebak di dalam kemacetan.(HelloSehat)


Redaktur & Reporter : Yessy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler