jpnn.com - PURWOKERTO - Calon presiden bernomor urut 1 Anies Baswedan meminta rakyat Indonesia menjadi pemilih yang rasional dan mau memperbandingkan pilihan sebelum membuat keputusan.
Anies mengatakan hal itu saat menjawab pertanyaan seorang mahasiswi dalam Desak Anies di Purwokerto, Jawa Tengah, Rabu (24/1).
BACA JUGA: Desak Anies Digelar Mendadak di Purwokerto, Siapa Lebih Sat Set?
Si mahasiswi mengungkap, pilihannya dengan orang tuanya berbeda di pilpres ini.
"Apakah mereka sekarang menonton live? Paling tidak bisa bilang, pasangan calon mana yang memberi kesempatan dialog seperti ini. Kenapa dialog ini dilakukan? Rakyat Indonesia ini akan memilih orang. Jadi, Anda harus tahu, seberapa banyak kesamaan pikiran si calon dengan aspirasi saya,” Anies menjawab.
BACA JUGA: Acara Desak Anies di Yogyakarta Berulang Kali Dicabut Izin, Anies: Semua Ada Hikmahnya
“Saya memberi jawaban. Semua mendengarkan. Sambil mendengarkan, tidak mungkin semua orang setuju 100 persen."
"Namun, paling tidak pasangan nomor satu memberikan kesempatan kepada rakyat menilai pikirannya dan mencocokkan kesamaannya. Itu dilakukan lewat dialog,” imbuh Anies.
BACA JUGA: Sukses Luar Biasa, Desak Anies Bakal Digelar di Mancanegara
Capres yang berpasangan dengan cawapres Muhaimin Iskandar ini mengungkapkan, ketika dirinya ditanya, itu acak, tidak direncanakan lebih dahulu.
“Saat ini juga saya harus menjawab. Itu artinya menggali pikiran autentik. Kalau pidato disiapkan naskahnya, itu kosmetik. Kalau kosmetik, dari mana Anda tahu itu asli atau bukan? Kita mau mencari pemimpin, harus tahu aslinya dong. Misalnya tenang apa tidak. Emosional apa tidak,” ujar Anies, disambut riuh hadirin.
Anies menyatakan dalam berbagai Desak Anies, dia bertemu pertanyaan yang menjelimet.
“Pertanyaan yang orang dalam posisi berkampanye tidak ingin ditanya. Kalau kampanye paling enak satu arah bukan?".
"Saya tidak meminta Anda memilih saya, tetapi, saya meminta Anda menjadi pemilih yang rasional, pemilih yang memperbandingkan. Karena rasio itu artinya perbandingan,” kata Anies.
Pria kelahiran Kuningan, 7 Mei 1969 itu lalu mengungkapkan, kalau orang ingin membandingkan yang jago joget yang mana, juga boleh. Namun, masalahnya ini bukan mencari orang yang jago joget.
“Ini soal memilih orang untuk mengambil keputusan. Jadi, pertanyaannya juga jangan definisi, tetapi soal policy (kebijakan). Kalau sudah diperbandingkan, silakan memilih. Dan pilihan itu semoga disyukuri lima tahun ke depan,” tutur Anies. (*/jpnn)
Jangan Sampai Ketinggalan Video Pilihan Redaksi ini:
Redaktur & Reporter : Mufthia Ridwan