jpnn.com, JAKARTA - Figur BJ Habibie begitu membekas dalam ingatan masyarakat. Begitupula bagi Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Mohamad Nasir. Kehadirannya, dalam penyelenggaraan Hari Kebangkitan Teknologi Nasional (Hakteknas) yang diperingati setiap tahun, selalu membawa spirit dan inspirasi bagi setiap peserta saat itu.
Tidak hanya spirit untuk berinovasi tapi juga kehangatan tawa dan tatapan mata jenakanya yang khas. Juga pesan-pesannya terhadap generasi muda.
BACA JUGA: BJ Habibie dan Gerakan Zakat
Terakhir kali, mendiang Habibie hadir dalam penyelenggaraan Hakteknas ke-23 yang digelar 9-12 Agustus 2018 di Pekanbaru, Riau. Habibie saat itu membuka kegiatan Ritech Expo sekaligus juga menjadi pembicara kunci. Pria yang dijuluki Mr Crack itu, bersama Menteri Nasir dan Gubernur Riau Arsya Djuliandi Rachman didampingi Sekretaris Jenderal Kemenristekdikti Ainun Na’im dan Dirjen Penguatan Inovasi Jumain Appe sempat mengunjungi beberapa stan diantaranya PT LEN Industri, BUMN Industri Strategis, Pusdatin Kemenristekdikti, Ditjen Penguatan Inovasi, LAPAN dan stan tuan rumah Riau.
Rupanya, itulah Hakteknas terakhir yang dihadiri Bapak Teknologi Nasional tersebut. Sebab, pada Hakteknas ke-24 yang digelar 25-28 Agustus 2019 di Denpasar, Bali. Sosok yang selalu tampil romantis itu, tak berkesempatan hadir. Alasan kesehatan menjadi penyebabnya. Hingga kemudian terdengar kabar, Presiden ke-3 RI itu kembali dirawat intensif di RSPAD Gatot Soebroto sejak 1 September 2019, hingga akhirnya menghembuskan nafas terakhir pada Rabu (11/9). Tepat sebulan lebih 10 hari, setelah penyelenggaran Hakteknas 24.
BACA JUGA: Menko PMK Ingin Harteknas jadi Momentum Lahirnya Inovasi Iptek
Pria yang menjabat Menristek periode 1978-1998 itu, sempat memberikan pesan-pesan yang selalu diingat. Saat menjadi keynote speaker pada Hakteknas 23 di Riau. Mendiang Habibie saat itu menyampaikan perspektifnya berkenaan dengan strategi dan kebijakan pengembangan riset dan inovasi nasional ke depan. Menurutnya, riset dan inovasi yang dihasilkan perguruan tinggi dan lembaga litbang harus sesuai dengan kebutuhan industri.
Habibie juga selalu menuturkan tentang keyakinannya terhadap kemampuan anak bangsa. Terutama dalam penguasaan teknologi, dimana hal ini telah dibuktikan dengan keberhasilan penerbangan perdana pesawat N-250 Gatotkaca produksi IPTN Bandung (Sekarang PT DI;red) pada 10 Agustus 1995, yang dibuat sendiri oleh anak bangsa.
BACA JUGA: Penampakan Makam BJ Habibie dan Ainun yang Berdampingan
Pesannya kepada pemuda, saat itu, untuk mengisi kemerdekaan Indonesia dengan kerja nyata yang inovatif. Selama 50 tahun bangsa Indonesia merdeka, sudah bekerja keras mengembangkan prasarana ilmu pengetahuan dan teknologi, sehingga bisa memproduksi pesawat terbang N-250 buatan dalam negeri.
“N-250 adalah hadiah saya untuk ulang tahun Indonesia yang ke-50 waktu itu. Maka, anak-anak muda Indonesia sekarang harus lebih hebat dari Habibie, karena segala fasilitas untuk berinovasi saat ini sangat lengkap,” ucapnya.
Habibie juga berharap pemuda dapat bekerja sama dalam membangun bangsa. “Kita konsolidasi, lebih kerja sama, bekerja sebagai satu tim, dari Sabang sampai Merauke. Kita arahkan kepada kebutuhan rakyat itu akan berkembang jikalau kita mengembangkan dasar-dasar pemikiran dari ekonomi pasar Pancasila,” ulasnya.
Pria lulusan Universitas Teknologi Rhein Westfalen Aachen, Jerman itu mengatakan saat ini bangsa Indonesia membutuhkan manusia-manusia yang unggul dan bisa bersaing dengan siapa saja. Indonesia juga memiliki aneka ragam suku, budaya, bahasa dan keyakinan. Namun, lanjut Habibie, tidak semua orang mengetahui justru keanekaragaman itu adalah unsur untuk dapat memberikan inspirasi.
Mendiang Habibie juga selalu menekankan agar anak bangsa, untuk bekerja keras membangun kemandirian bangsa. Sehingga tidak mudah untuk dikendalikan oleh bangsa lain. "Hanya anak bangsa sendirilah yang dapat diandalkan untuk membangun Indonesia, tidak mungkin kita mengharapkan dari bangsa lain", pesan Eyang Habibie kala itu.
Menteri Nasir merasa duka yang mendalam atas berpulangnya Habibie. Bangsa Indonesia telah kehilangan salah satu tokoh terbesarnya, seorang Bapak Bangsa dan Bapak Teknologi. Selama puluhan tahun Habibie telah mengabdikan diri kepada bangsa Indonesia dalam bidang pengembangan Iptek dan Inovasi.
"Pak Habibie adalah sosok yang sangat diidolakan semua kalangan baik dari segi intelektual, jiwa kepemimpinan hingga rasa kasih sayang beliau terhadap keluarga dan sesama manusia. Hampir setiap Ibu menginginkan anaknya menjadi pintar seperti Bapak Habibie," pungkas Menteri Nasir.(esy/jpnn)
Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad