Ini Rahasia Sukses Angkat Besi Jaga Tradisi Medali di Olimpiade

Jumat, 06 Agustus 2021 – 22:08 WIB
Eko Yuli Irawan (kiri) saat penyerahan medali perunggu Olimpiade Tokyo. Foto: (REUTERS/Edgard Garrido)

jpnn.com, TOKYO - Angkat besi seolah menjadi salah satu cabang olahraga yang sukses menjaga medali Indonesia setiap kali tampil di ajang Olimpiade.

Ketua Umum Pengurus Besar Perkumpulan Angkat Besi Seluruh Indonesia (PB PABSI) Rosan P. Roeslan, menyebut salah satu kunci keberhasilan ini tak lepas dari program regenerasi atlet dan pemusatan latihan nasional berkesinambungan.

BACA JUGA: Harapan Tuan Rumah Bawa Pulang Medali Pupus, Jepang Menyerah dari Meksiko

Rosan mengatakan PB PABSI berhasil menjalankan program regenerasi atlet selama ini.

Lifter yang saat ini menghuni pelatnas pun telah tergabung sejak 2018 termasuk Windy Cantika Aisyah dan Rahmat Erwin Abdullah yang masing-masing menyumbang perunggu bagi kontingen Garuda di Olimpiade Tokyo.

BACA JUGA: Tokyo 2020: Pedri Pengin Tukar Jersey dengan Pemain Brasil Ini

"Regenerasi sudah kami pikirkan dari jauh-jauh hari. Justru dua penyumbang perunggu kita adalah atlet junior, Windy baru 19 tahun dan Rahmat sebentar lagi 20 tahun,"

"Dalam pertandingan nama mereka tertulis 'J' yang berarti junior," kata Rosan dalam konferensi pers bersama peraih medali Olimpiade Tokyo, Jumat.

Rosan yang juga Chef de Mission (CdM) Kontingen Indonesia untuk Olimpiade Tokyo mengatakan jika PABSI saat ini punya 16 atlet yang menghuni pelatnas, di mana 13 di antaranya lifter junior.

"Pelatnas angkat besi berkesinambungan jadi tidak berhenti. Atlet seniornya hanya tiga, termasuk Eko Yuli Irawan. Selebihnya adalah junior," ujar Rosan.

Dengan hadirnya lifter muda, Rosan optimis Indonesia tetap bisa menjaga peluang medali lewat cabor angkat besi, bahkan ia optimistis Tim Merah Putih bisa meraih emas Olimpiade Paris 2024.

"Pada Olimpiade 2024 kita tidak lagi mencanangkan jaga tradisi medali, tetapi meraih emas karena dalam tiga tahun ke depan, atlet junior akan lebih baik dan matang baik secara fisik dan mentalnya," ujar Rosan.

Selain angkat besi, Rosan menilai cabor lain yang sukses melakukan regenerasi ialah bulu tangkis. Ganda putri Apriyani Rahayu/Greysia Polii yang meraih emas Tokyo 2020 adalah contohnya.

"Apriyani relatif masih muda dan kariernya masih panjang. Kemudian di cabang olahraga menembak ada Vidya Rafika yang usianya muda. Pun panahan dengan memiliki atlet muda potensial," kata Rosan.

Terakhir, Rosan berharap semua cabor bisa melakukan regenerasi dengan baik, sehingga Indonesia bisa mendapat hasil maksimal di Paris 2024.

"Itu yang kita harus jaga. Harapan saya, cabang olahraga lainnya juga bisa berkontribusi mempersembahkan medali." pungkasnya.(antara/jpn)

Yuk, Simak Juga Video ini!


Redaktur & Reporter : Dhiya Muhammad El-Labib

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler