Ini Rahasia tentang Rambut Jambul Perak Bang Buyung

Sabtu, 26 September 2015 – 06:26 WIB
Pengacara Adnan Buyung Nasution saat mendampingi Anas Urbaningrum di Komisi Pemberantasna Korupsi (KPK). Foto: Ricardo/JPNN.Com

jpnn.com - ADVOKAT senior Adnan Buyung Nasution telah pergi selama-lamanya untuk menghadap Sang Khalik. Namun, Bang Buyung -sapaannya- tidak hanya dikenal sebagai pendekar hukum terkemuka di Indonesia. Pria kelahiran 20 Juli 1934 yang dikenal necis itu juga selalu tampil flamboyan. Salah satu ciri khas Bang Buyung yang sudah melekat di benak publik adalah rambut peraknya.

Ternyata, Bang Buyung memang punya rahasia tentang rambut jambul yang sangat dicintainya itu. Bukan hanya sekadar membanggakan rambutnya yang nyentrik, Bang Buyung juga merawatnya secara khusus.

BACA JUGA: Sambil Berlayar, Prajurit TNI AL Potong Hewan Qurban di Atas Kapal Perang

Wartawan senior Jaka Suryo punya kisah tentang rambut jambul Bang Buyung. Syahdan, pada tahun 2000 Bang Buyung dipercaya menjadi tim pengacara bagi Tim Advokasi Perwira TNI yang dituding melakukan kejahatan hak asasi manusia di Timor Timur pasca-referendum.

Bang Buyung pun harus menggali fakta dan terbang ke bekas provinsi di Indonesia yang kini menjadi sebuah negara bernaa Timor Leste itu.  Tujuannya antara lain menemui milisi Aitarak dan Noer Muis selaku Komandan Korem Dili.

BACA JUGA: Usia Boleh 62 Tahun, Tapi Daya Tempurnya Ini Tetap Hebat di Dunia

Jaka Surya pun mendapat penugasan dari kantornya untuk meliput Bang Buyung dan sejumlah lawyer kondang lainnya yang tergabung dalam tim pengacara bagi perwira TNI itu. Ada nama Ruhut Sitompul, Muladi, Chandra Motik, Yan Juanda Saputra dan Tommy Sihotang dalam tim advokat itu.

“Suatu saat Bang Buyung harus naik Hercules ke Timor Timur. Tapi terpaksa mendarat di Atambua,” kata Jaka yang saat dihubungi tengah berada di New York, Amerika Serikat.

BACA JUGA: Karawang Tuan Rumah Peringatan Hari Aksara Internasional

“Bang Buyung bercerita akhirnya bisa naik Hercules lagi setelah 30 tahun. Bang Buyung pertama kali naik Hercules saat menjadi jaksa muda dan bertugas menyidik PRRI (Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia, red) di Padang,” lanjut Jaka.

Karena mendarat di Atambua, rombongan Bang Buyung mendapat sambutan kehormatan dari tokoh adat di Nusa Tenggara Timur (NTT). Ia lantas diberi sasando atau alat musik petik khas NTT, serta sebuah topi tradisional.

Lazimnya, tamu kehormatan yang diberi topi tradisional oleh tokoh adat setempat langsung memakainya di kepala. Tapi hal itu tidak dilakukan Bang Buyung.

“Saat topi pemberian mau dipasangkan ke kepala, Bang Buyung menolaknya. ‘Terima kasih. Saya terima saja topi ini’,” kata Jaka menirukan ucapan Bang Buyung kala itu.

Akhirnya, Jaka terusik untuk bertanya ke Bang Buyung tentang alasannya tak mau memakai topi pemberian dari tokoh adat di Atambua itu. Jawaban Bang Buyung ternyata mengejutkan Jaka.

“Nanti rambutku rusak. Dan jangan kau tulis soal rusak ini,” tutur Jaka lagi-lagi mengutip ucapan Bang Buyung.

Ternyata Bang Buyung memang selalu rajin merawat rambutnya. Ada semir khusus untuk merawat rambut jambul yang nyentrik itu.

“Jadi untuk merawat rambut jambul, beliau (Bang Buyung, red)  mendatangkan semir khusus warna putih perak dari Belanda. Dari situ baru tahu untuk merawatnya khusus,” pungkas Jaka.(ara/JPG/JPNN)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Luhut Pastikan tak Ada SP3 untuk Perusahaan Nakal


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler